“Masa depan metaverse adalah audio”

Table of Contents

“Masa depan metaverse adalah audio”

metaverse

Takahito Iguchi awalannya aktif di AR dengan produknya Sekai Kamera dan Telepathy One. Sekian tahun lalu dia memilih untuk konsentrasi di dunia audio sosial, saat masih tetap sedikit atau mungkin tidak ada pengetahuan mengenai ide itu.

Saat interviu ini, Taisuke Yagi ketahui apa yang membuat Iguchi berusaha keras untuk audio dan pembikinan produk terbaru: audio metaverse.

Yagi: “Terima kasih banyak sudah tergabung dengan saya ini hari. Sekai Kamera sebetulnya adalah produk pertama kali yang membuat saya berpikiran mengenai peluang hebat yang dijajakan tehnologi. Itu tetap memberikan inspirasi saya ini hari.”

Iguchi: “Terima kasih sudah menerimaku. Gagasan asli dari Sekai Kamera ialah jika semestinya ada dunia di mana kita tak perlu cari atau berusaha untuk berbicara. Bila dunia berbasiskan bit, semuanya orang segera dapat membuat code dan berbicara keduanya secara digital dan bebas dari kesusahan.”

Iguchi, yang habiskan mayoritas periode kuliahnya dengan coding walau ambil jalur filsafat, menjelaskan jika ia berasa seakan-akan dunia entahlah bagaimana jadi sedikit digital dan ia terjaga dengan peluang menyambungkan orang secara digital di saat PC dan Internet belum ada secara luas.

Bersamaan mengembangnya warga digital, Iguchi kerjakan produknya sendiri di San Francisco di mana dia bisa rasakan perubahan tehnologi dan produk canggih. “Pengalaman itu buka mata saya pada peluang dalam tehnologi dan jaringan digital antara manusia,” kata Iguchi.

Ini pada akhirnya membawa untuk meningkatkan kacamata yang bisa digunakan Telepati Satu di tahun 2013.

Kacamata pandai ialah piranti iconic dalam fiksi ilmiah masa datang. Tetapi, karena hilangkan bentang perhatian visual pemakai, kebebasan untuk memakainya jadi terbatas di saat dan tempat tertentu. Disamping itu, bersamaan perubahannya, jadi terang jika piranti kacamata yang bisa dikenai “tidak begitu membahagiakan” karena susah untuk memperoleh kesan-kesan dalam. Ini menerangkan kenapa kacamata VR lebih terkenal dibanding kacamata AR dalam soal imersif.

Iguchi: “Salah satu indra yang melebihi semua halangan ini ialah suara, pikirku. Ini mempunyai dampak yang kuat pada emosi manusia tanpa merintangi indera visual seorang.”

Yagi: “Sektor audio jadi trend di Lembah Silikon sepanjang tahun-tahun ini.”

Iguchi: “Bukti jika speaker pandai dan tipe headset baru seperti AirPods cukup terkenal semenjak awalnya di pasar AS, saya bisa menjelaskan jika audio akan selekasnya jadi arus khusus. Timbulnya speaker pandai dan earbud, seperti AirPods Pro, yang memungkinkannya orang rasakan audio spasial tiap hari, memungkinkannya untuk reproduksi wujud komunikasi yang serupa dengan style komunikasi manusia.”

Di tahun 2020, wabah virus corona mengubah perhatian khalayak untuk memakai sosial media dengan suara mereka dibanding mencemaskan performa mereka saat habiskan waktu di sosial media di dalam rumah. Ini membuat program audio sosial seperti Clubhouse memperoleh reputasi yang hebat.

Iguchi: “Satu tahun awalnya pada tahun 2019, kami sudah meningkatkan program audio sosial interaktif sama yang disebutkan Dabel. Tetapi, saya mengetahui jika tipe program sosial media ini sekarang ini berperan sebagai panggilan telephone atau panggilan radio, dengan pembicara dan pendengar, awalnya dan akhir dan karenanya asing dengan tipe komunikasi yang umum kita kerjakan setiap hari. -dasar hari. Saya ingin berevolusi jadi jalan keluar yang lebih imersif, tahan masa datang, dan inklusif yang bisa dijangkau oleh semuanya yang sebagai metaverse audio.”

“Saya ingin berkembang jadi jalan keluar yang lebih imersif, tahan masa datang, dan inklusif yang bisa dijangkau oleh semuanya yang sebagai metaverse audio,” kata Takahito Iguchi.

Yagi: “Maka apa sebetulnya metaverse audio itu?”
Iguchi: “Salah satu karakter komunikasi manusia yang tidak bisa direproduksi cukup dengan mempunyai jalan keluar interaktif ialah karakternya yang terputus-putus. Misalkan, ada 2 orang bicara dalam suatu cafe. Saat Anda jalan ke mereka, Anda dengan bertahap memperoleh deskripsi yang terang mengenai apa yang mereka bahas. Suara audio spasial ambien disekelilingnya akan berbeda secara alami. Metaverse audio tawarkan realita ini di di dalam ruangan audio yang diperbesar yang tersambung ke lokasi fisik. Dengan itu kami dengan alami bisa berbicara keduanya: ruangan selalu berpijar dan tidak ada hierarki pembicara-pendengar.”