Bekas Pemain Tim nasional ‘Banting Setir’ Berjualan ikan, ini Figurnya

Bekas Pemain Tim nasional ‘Banting Setir’ Berjualan ikan, ini Figurnya

Beritaburung – Nama Habib Bijak Fadhila memanglah belum terlampau terkenal di dunia sepakbola tanah air. Tetapi ia sempat ada di scuad Tim nasional U16 di tahun 2013 kemarin.

Pria dari Sleman itu sekarang ini telah stop jadi pemain sepakbola. Ia sekarang berpindah karier jadi pebisnis budidaya ikan sekaligus jualan ikan . Tidak diduga, lewat upayanya ini dapat hasilkan faedah tidak cuma untuk dianya tetapi warga sekelilingnya.

Habib berani mengawali upayanya dengan beragam rintangan dan usaha keras yang sudah dilakukan sampai sukses seperti sekarang ini. Merilis dari Youtube CapCapung Senin (31/10), baca pembahasan budidaya ikan Habib Bijak Fadhila.

Bekas Pemain Tim nasional U16 Sekarang Budidaya Ikan

Habib Bijak Fadhila sebagai bekas pemain Tim nasional U16 di tahun 2013 lalu. Ketetapannya untuk ‘banting stir’ jadi pemberbudidaya ikan rupanya sempat ditanyakan oleh beberapa orang sekelilingnya.

“Dahulu banyak sang mas yang ngomong kok tidak diterusin main bolanya mengapa kok saat ini jadi berjualan ikan berbasahan di kolam, kotor kaya getho hanya untuk saya dahlah semuanya sama saja keduanya sama mencari sumber rezeki hanya berlainan pekerjaannya saja. Tetapi semuanya sama saja yang perlu kita mencari barokahnya dan orangtua saya memberikan dukungan yaudah saya jalanin saja sampai saat ini,” tambah Habib.

Pertama kali Habib terjun di bagian perikanan karena persaingan sepakbola stop di periode wabah. Ia memiliki inisiatif untuk coba meningkatkan usaha perikanan.

Habib menerangkan jika awalannya tidak paham apapun sekitar perikanan, tetapi seiring waktu berjalan, ia belajar dan memulai meningkatkan upayanya lebih jauh.

Budidaya ikan

Sempat Tidak untung Diawalnya Usaha

Jualan ikan

Pahit manis usaha budidaya ikan sudah dirasa oleh Habib. Ia menjelaskan jika pada awal sempat tidak untung karena hasil berjualannya tidak banyak. Ia sempat rasakan saat ikan produksinya cuma sanggup dipasarkan sekitar 10kg dalam kurun waktu 1 minggu.

“Pertama kali saya ber jualan ikan itu rugi mas, rugi. Rugi juga ya cukup banyak walau sebenarnya itu pertama kali kalau ingin jualan ikan 10kg saja lama satu minggu saja 10kg saya dahulu itu. Hanya kan makin lama saat ini kan eranya digital media sosial saya memercayakan itu, makin lama banyak orang yang tahu kalau di desa kaditiro ada pasar ikan dengan jalan waktu biasanya waktu alhamdulilah untuk capai sasaran saat ini itu untuk satu hari minimum dapat keluar 5 kwintal,” terang Habib.

Beberapa komoditas ikan yang dipasarkan ada banyak tipe, diantarkannya ialah ikan lele, gurame, nila, dan bawal.

“Dari sisi ikan lele, gurame, nila kaya getho sama bawal,” lanjut terangnya.

Habib salurkan atau jualan ikan nya itu ke beragam customer seperti ke pasar, rumah makan, restaurant, dan pabrik.

Manfaatkan Sungai Sekitaran Tempat tinggalnya

Lokasi upayanya ada di Kalen Perpil, Desa Kadipiro, Dusun Margodadi, Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman. Karena keadaan desanya yang dekat sama perairan khususnya sungai, Habib memiliki inisiatif untuk manfaatkan sungai itu.

Menurut dia, ikan yang dipiara di sungai akan punya pengaruh ke kualitas rasa dari daging ikan. Daging ikan sungai dipandang lebih renyah daripada ikan yang dipiara di kolam. Disamping itu ikan pun tidak gampang terkena penyakit.

“Jika di sungai karamba sama di kolam. untuk secara dari pengalaman kualitas ikan, untuk secara daging dapat semakin keset dibanding di kolam. Perkembangan bisa lebih cepat di sungai, khususnya rasa, jika di sungai dapat semakin renyah. Jika di kolam ya renyah hanya lebih renyah di sungai. Untuk nominal jualan ikan nya juga bagus jika di sungai, karena kualitas benar-benar terjaga,” terang Habib.

Tetapi untuknya, memiara ikan di sungai mempunyai rintangan tertentu khususnya saat musim penghujan datang. Ia agar lebih responsif karena risiko sungai melimpah semakin lebih besar hingga ikan akan terlepas.

Dia dan beberapa pemberbudidaya lain harus siap siaga untuk jaga lokasi ikan 24 jam penuh.

Ajak Warga Desa Beradabdaya Ikan

 ajak masyarakat

Upayanya itu rupanya tidak cuma untuk diri kita. Ia berani ajak masyarakat di Desa Kadipiro untuk sama meningkatkan budidaya ikan dengan manfaatkan lokasi sungai di Desa.

“Beberapa saat itu saya ngumpulin masyarakat, saya ajak masyarakat untuk jadikan sungai ini budidaya ikan. Kita bikin karamba. Di satu segi kita meminta ijin ke Pemerintahan di perairan. Alhamdulillah benar-benar dibolehkan untuk diatur,” terang info habib.

Usaha ajak warga rupanya tidak seutuhnya sukses, karena beberapa warga masih takut untuk coba khususnya tidak paham langkah jual ikan hasil budidaya.

“Pertama kali itu warga pada takut, itu kelak takut jika budidaya ikan itu untuk penjualanya itu bagaimana belum mengetahui, karena itu banyak masyarakat sini yang ingin budidaya ikan tidak berani,” sambungnya.

Menurut kisah hidupnya, ia mendapati pasar karena rekanan pada pihak yang telah eksper di bagian perikanan lama. Sambil itu, dengan pasarkan lewat media sosial agar gampang dicapai.

Sekarang ini Desa Kadipiro mempunyai Karamba selebar 300 mtr., dan sekarang ini per KK telah mempunyai masing-masing.

Keinginannya Untuk Membuat Teritori Rekreasi di Desanya

Karena kekuatan besar di Desanya dalam soal perikanan, Habib mempunyai mimpi untuk membuat teritori Rekreasi di bersama warga sekitaran.

“Jika dari saya, saya ingin mas saya ingin ajak masyarakat ini di Desa Kadipiro ini, saya ingin jadikan desa ini, sungai ini, jadi rekreasi mas agar lebih berguna kembali buat beberapa orang,” tutur Habib.

Habib berusaha untuk bekerjasama dengan warga untuk meningkatkan kekuatan di desanya itu agar lebih maksimal.

Berikut video secara lengkap.