Vihara, Inilah 9 Gereja Unik di Indonesia
Ada Berbentuk Mirip Vihara, Inilah 9 Gereja Unik di Indonesia
Gereja nggak selalu berarsitektur klasik dan berwarna putih
BERITA BURUNG Kristen adalah salah satu agama Abrahamik yang memiliki pemeluk paling banyak di Indonesia. Maka tak ayal, kamu akan menemukan banyak gereja yang tersebar di seluruh daerah Indonesia dan tentunya, memiliki kemegahan arsitektur yang menarik untuk dikunjungi. Daya unik bangunan di setiap daerah ini juga dipengaruhi oleh ragam budaya khas lokal maupun budaya mancanegara, seperti Tiongkok, Eropa, bahkan India.
Keistimewaan formasi gereja di Indonesia meliputi interior dan eksterior ini, tentu menyimpan nilai budaya yang kental tanpa menghilangkan esensi kesakralannya. Di samping sebagai tempat ibadah, unik ini juga seringkali menjadi destinasi wistata religi lewat bangunannya yang khas dan tersimpan sejarah di baliknya.
Mulai dari berbentuk pura di Bali hingga gereja berbentuk klenteng di kawasan Glodok, yuk ikut Popbela mengunjungi 9 gereja unik di Indonesia!
1. Gereja Blenduk
Kota Semarang memang terkenal sebagai salah satu lokasi wisata arsitektur terbaik di Indonesia. Selain Lawang Sewu, Semarang juga memiliki unik yang didirikan pada 1853 oleh Bangsa Portugis. Namanya Gereja Blenduk atau dengan nama resmi GPIB Immanuel yang berada di Kota Lama.
Desain interior dan eksteriornya ini bergaya neo klasik yang dipengaruhi oleh budaya Eropa. Menariknya ini dijuluki mblenduk dalam bahasa Jawa atau menggelembung oleh masyarakat lantaran bentuk atapnya seperti kubah setengah bola.
2. Gereja HKY Palasari, Bali
Menapaki Pulau Dewata, terdapat gereja Katolik HKY Palasari yang mengusung perpaduan budaya lokal dan budaya gothik-Eropa. Ketika menapakkan kaki di depan ini, kamu akan disambut desain eksterior menyerupai pura, lengkap dengan dua buah candi bergaya Bali di sisi kiri dan kanan .
Beranjak ke dalam, kamu akan dibuat terpesona oleh indahnya arsitektur interior yang unik dan estetis dari ornamem gothik yang klasik, namun tetap merasakan suasana Bali yang memikat jiwa.
Gereja yang berlokasi di atas bukit ini juga memapangkan tujuh buah salib di atap sebagai simbolisasi tujuh sakramen.
3. Graha Maria Annai Velangkanni, Medan
Di Medan justru terdapat yang tak melambangkan ornamen Nasrani dan menggunakan kata “Graha” sebagai penyebutannya. Semakin mempesona, gereja bernama Graha Maria Annai Velangkanni ini memiliki arsitektur megah dengan atap bertingkat.
Jika kamu perhatikan, ini berbentuk mirip vihara, senada dengan hadirnya Patung Bunda Maria bergaya Mughal khas India. Sang pendiri, Pastor James Bharataputra S.J, menamai gereja ini dengan Graha Maria Annai Velangkanni bertujuan agar rumah suci ini menjadi tempat bagi banyak orang dari berbagai ras dan agama. Di India sendiri, Bunda Maria dikenal sebagai Annai Velangkanni Arokia Matha.
4. Gereja ST. Fransiskus Asisi Berastagi, Karo, Sumatera Utara
Masih di Tanah Sumatera Utara, tepatnya di Berastagi, ada ST. Fransiskus Asisi Berastagi yang membawamu mengenal budaya Batak lebih dalam.
Arsitekturnya yang erat akan budaya Batak ini direfleksikan dengan hadirnya ornamen kain ulos pada bagian interior dan eksterior . Bentuknya yang eksotis menyerupai rumah adat Suku Batak Karo membuat ini menjadi destinasi wisata religi nomor satu paling digandrungi di Berastagi.
5. Gereja Pohsaran, Kediri
Arsitektur mahsyur dan kokoh Gereja Pohsarang, Kediri semakin apik dengan pondasi dinding yang terbuat dari batu.
Berdiri pada tahun 1936, ini mengukirkan arsitektur Jawa yang kental dibalut indah dengan ornamen Katolik Roma. Lokasinya yang berada di lereng Gunung Wilis menbuat nuansa ketika ibadah di dalamnya semakin syahdu, dikeliling udara sejuk. Setelah puas memanjakan mata akan keelokan arsitektur ini, kamu bisa mampir untuk mendatangi Goa Maria yang tak jauh dari lokasi.
6. Gereja Merah, Kediri
Didirikan pada 1904, Merah GPIB Immanuel adalah bergaya neo-gothik khas Eropa yang lekat. Dinamakan Merah karena bangunannya didominasi warna merah bata serta bemtuk bangunan yang ramping dan tinggi
yang dibangun pada zaman kedudukan Belanda ini dianugerahkan sebagai cagar budaya karena menjadi saksi bisu sejarah persebaran agama Kristen di Tanah Jawa.
7. Gereja Katedral, Jakarta Pusat
Berbicara soal , memang rasanya kurang kalau tak membahas Katedral di kawasan Jakarta Pusat. Namanya yang cukup tersohor di telinga masyarakat Indonesia maupun wisatawan mancanegara ini menyimpan sejarah persebaran religi Nasrani di Indonesia oleh bangsa Eropa. Masuk ke dalamnya, kamu akan dibuat terpukau dengan arsitektur bergaya neo-gothik, seolah membawamu ke Eropa era abad 19-20.
Desain Katedral pun dibangun sangat sederhana dengan berbentuk rumah bambu berukuran kecil pada 1808. Dengan arsitektur yang ciamik dan cerita pembangunannya yang bernilai historis tinggi, Gereja Katedral menjadi salah satu yang paling banyak dikunjungi di Indonesia.
Dibalik kemegahan terbesar di Jakarta ini, tersimpan prahara dan musibah dalam proses pembangunannya. Pada 1826, ini pernah mengalami kebakaran hebat dan membuatnya rata dengan debu. Selanjutnya pada 1890, Katedral pernah ambruk dengan sendirinya, sehingga proses renovasinya terjadi dalam dua tahap dan memakan waktu hingga 10 tahun.
8. Gereja Tua Banda, Banda Neira, Maluku
Berlabuh ke Tanah Maluku, tepatnya Banda Neira, berdiri kokoh sebuah tertua yang usianya mencapai 185 tahun. Sesuai sejarahnya, ini dinamai Tua Banda lantaran sudah dibangun pada 1873 oleh Pemerintah Kolonial Belanda di masa itu.
Menyadur laman Kemendikbud, ini menjadi rumah sekaligus pusat penyebaran agama Kristen Protestan di Banda Neira. Tua Banda yang dibangun di atas makam para prajurit Belanda yang tewas saat berperang merebut Kepulauan Banda.
Sisi menarik dari ini terletak pada hadirnya batu nisan di lantai . Sebagai informasi, dahulu orang Belanda memiliki tradisi kuno untuk menguburkan orang berjasa dan penting di dalam .
9. Gereja Santa Maria de Fatima
Gereja Santa Maria de Fatima menjadi napak tilas persebaran budaya Tiongkok di kawasan Pecinaan, Glodok. berarsitektur kental akan budaya Tiongkok sekilas mirip dengan klenteng ini dulunya adalah kawasan perumahan milik Kapitan Tiongkok bermarga Tjioe pada era Batavia pada tahun 1954.
Berjalan ke halaman depan , kamu akan disambut hangat oleh patung singa jantan dan betina yang merepresentasikan kebangsawanan sang pemilik rumah.
Semakin meriah, di atas atap terlukiskan hiasan ornamen bunga dan buah-buahan menyimbolkan kedamaoan dan kesejahteraan disertai tulisan huruf Tiongkok. Sedangkan warna merah yang menonjol pada ini menandakan kegembiraan.
Demikian ke-9 unik yang ada di Indonesia. Kamu mau mengunjungi yang mana nih, Bela?