7 Rekomendasi Film Indonesia Terbaik Sepanjang Masa

7 Rekomendasi Film Indonesia Terbaik Sepanjang Masa

Film adalah ikon budaya

BERITA BURUNG
Industri film Indonesia memiliki sejarah yang panjang, dimulai pada awal abad ke-20 ketika film pertama kali dibuat di Hindia Belanda.

Sejak itu, perfilman Indonesia telah berkembang pesat, melewati berbagai periode termasuk era film bisu, film hitam putih, hingga era film berwarna dan modern. Setiap genre mencerminkan keanekaragaman budaya, sejarah, dan nilai-nilai yang ada di Indonesia.

Film Indonesia sering mengangkat isu-isu yang relevan dengan masyarakat Indonesia, termasuk isu sosial, politik, budaya, dan sejarah. Beberapa film juga mencoba untuk menyampaikan pesan moral atau mengedukasi penonton tentang masalah-masalah yang penting.

Meskipun Indonesia belum mencapai tingkat pengakuan internasional yang sama dengan beberapa negara lain dalam hal perfilman, beberapa film Indonesia telah memenangkan penghargaan di festival film internasional dan mendapatkan pengakuan di tingkat global.

Perkembangan perfilman Indonesia terus berlanjut, dengan semakin banyaknya bakat-bakat baru dan inovasi dalam industri ini.

Menentukan film terbaik Indonesia sepanjang masa bisa menjadi subjektif karena preferensi individu bisa berbeda-beda.

Namun, beberapa film Indonesia telah diakui secara luas atas kontribusinya terhadap perfilman Indonesia dan mendapatkan pujian dari kritikus serta penggemar.

Berikut adalah 7 film Indonesia yang sering disebut sebagai yang terbaik sepanjang masa

Baca Juga: 5 Film Indonesia yang Tayang Maret 2024 di Netflix

1. Tjoet Nja’ Dhien (1988)

Film ini mengisahkan tentang perjuangan seorang perempuan Aceh bernama Cut Nyak Dhien yang menjadi salah satu tokoh penting dalam perang Aceh melawan penjajah Belanda pada abad ke-19. Di tengah kondisi perang yang keras, Tjoet Nja’ Dhien memimpin pasukan Aceh dan melawan invasi Belanda dengan gigih, sementara juga harus mengatasi tragedi pribadi yang dialaminya.

Diperankan dengan apik oleh aktor senior Indonesia, Christine Hakim. Penampilan Hakim dalam film ini diakui secara luas sebagai salah satu peran terbaik dalam karirnya, dan dia berhasil menghidupkan karakter legendaris tersebut dengan penuh martabat dan kekuatan.

Film “Tjoet Nja’ Dhien” meraih sejumlah penghargaan bergengsi di dalam dan luar negeri. Di Festival Film Indonesia tahun 1988, film ini memenangkan sejumlah kategori, termasuk Film Terbaik dan Aktris Terbaik untuk Christine Hakim. Selain itu, film ini juga dipilih sebagai perwakilan Indonesia untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik di Academy Awards.

Tidak hanya menjadi sukses secara komersial, tetapi juga meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah perfilman Indonesia. Penggambaran yang kuat tentang perjuangan Tjoet Nja’ Dhien dan nilai-nilai kepahlawanannya membuat film ini dianggap sebagai salah satu karya terbaik dalam sejarah perfilman Indonesia.

2. Laskar Pelangi (2008)

Laskar Pelangi adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 2008, yang diadaptasi dari novel bestseller karya Andrea Hirata dengan judul yang sama. Film ini disutradarai oleh Riri Riza dan menjadi salah satu film Indonesia yang paling sukses secara komersial dan mendapat pujian kritis.

Film ini mengisahkan tentang perjuangan sekelompok anak muda di sebuah desa kecil di Belitung Timur untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Dengan semangat yang kuat dan bantuan dari seorang guru yang inspiratif, mereka membentuk sebuah klub yang mereka namai “Laskar Pelangi” dan berjuang melawan berbagai rintangan untuk meraih cita-cita mereka.

Salah satu pesan utama film ini adalah pentingnya pendidikan dalam mengubah nasib seseorang dan mencapai impian mereka. Film ini menggarisbawahi pentingnya kesempatan pendidikan bagi semua orang, terlepas dari latar belakang sosial atau ekonomi mereka.

Di dalam negeri, film ini menjadi salah satu film Indonesia terlaris sepanjang masa. Di Festival Film Indonesia tahun 2009, film ini memenangkan sejumlah penghargaan, termasuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Aktris Pendukung Terbaik.

Kesuksesan film Laskar Pelangi”tidak hanya terbatas pada industri film, tetapi juga membawa dampak dalam budaya populer Indonesia. Film ini memicu minat baru terhadap literatur Indonesia dan mendorong perbincangan tentang pendidikan dan kesetaraan.

3. Ada Apa dengan Cinta? (2002)

Ada Apa dengan Cinta? adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 2002 yang menjadi salah satu film paling ikonik dalam perfilman Indonesia modern. Film ini disutradarai oleh Rudy Soedjarwo dan ditulis oleh Jujur Prananto dan Salman Aristo. Film ini memadukan unsur drama remaja dengan komedi romantis, serta berhasil menangkap semangat dan dilema remaja pada masa itu.

Film ini mengisahkan kisah cinta remaja antara Cinta (diperankan oleh Dian Sastrowardoyo) dan Rangga (diperankan oleh Nicholas Saputra), dua remaja yang bertemu kembali setelah beberapa tahun terpisah. Mereka saling jatuh cinta satu sama lain, tetapi harus mengatasi berbagai rintangan dan perbedaan yang muncul di antara mereka.

Mengambil latar di Yogyakarta, yang memberikan sentuhan lokal dan keindahan alam yang memukau. Selain itu, musik dan lagu-lagu yang digunakan dalam film ini, termasuk lagu tema yang berjudul “Kangen” oleh Dewa 19, menjadi salah satu elemen penting dalam menciptakan suasana dan emosi dalam film.

4. Merdeka atau Mati (1980)

Merdeka atau Mati adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1980. Film ini disutradarai oleh Arifin C. Noer dan merupakan film yang mengangkat tema sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Film ini diangkat dari peristiwa sejarah penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, yaitu peristiwa pertempuran Surabaya pada tahun 1945.

Film ini mengisahkan tentang perjuangan rakyat Surabaya dalam melawan pasukan Sekutu yang mencoba untuk merebut kembali wilayah Indonesia yang baru saja merdeka. Cerita ini berfokus pada keberanian dan kegigihan para pejuang Indonesia dalam melawan penjajah, meskipun mereka harus menghadapi situasi yang sulit dan tidak adil, mencoba untuk menghadirkan suasana dan kondisi sebenarnya pada saat itu, termasuk ketegangan dan kebrutalan perang.

Merdeka atau Mati tidak hanya menjadi film yang penting dalam sejarah perfilman Indonesia, tetapi juga memiliki pengaruh yang besar dalam membangkitkan semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan masyarakat Indonesia. Film ini menjadi salah satu simbol perjuangan kemerdekaan Indonesia dan memperkuat identitas nasional bangsa.

5. Gie (2005)

Gie adalah sebuah film biografi Indonesia yang dirilis pada tahun 2005. Film ini disutradarai oleh Riri Riza dan ditulis oleh Riri Riza bersama dengan Riri Mandala Putra. Film ini mengisahkan kehidupan seorang intelektual dan aktivis politik Indonesia, Soe Hok Gie, selama tahun-tahun pergolakan politik di Indonesia pada tahun 1960-an.

Film ini mengisahkan tentang kehidupan Soe Hok Gie, seorang intelektual muda yang aktif dalam pergerakan mahasiswa dan gerakan sosial pada tahun 1960-an di Indonesia. Film ini menyoroti perjuangannya dalam menentang ketidakadilan sosial, ketidaksetiaan politik, dan kekerasan rezim pemerintahan saat itu.

Penampilan Nicholas Saputra sebagai Soe Hok Gie dinilai sangat mengesankan dan mendalam. Gie mengangkat tema tentang pentingnya kebebasan berpendapat, keadilan sosial, dan perjuangan melawan ketidakadilan. Film ini menyampaikan pesan-pesan sosial dan politik yang kuat, serta mendorong penonton untuk berpikir kritis tentang peran mereka dalam masyarakat.

Gie memainkan peran penting dalam memperkenalkan kembali sosok Soe Hok Gie kepada generasi muda Indonesia. Film ini menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang yang tertarik pada sejarah dan perjuangan politik Indonesia.

6. Kartini (2017)

Kartini adalah sebuah film biografi Indonesia yang dirilis pada tahun 2017. Film ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan ditulis oleh Risa Saraswati. Film ini mengisahkan tentang kehidupan dan perjuangan Raden Ajeng Kartini, seorang pahlawan nasional Indonesia yang dikenal karena perjuangannya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan pendidikan di Indonesia pada awal abad ke-20.

Film ini menyoroti perjuangan R.A Kartini untuk membebaskan diri dari tradisi patriarki dan membuka akses pendidikan bagi perempuan di Indonesia.

Penampilan Dian Sastrowardoyo sebagai Kartini dinilai berhasil menangkap esensi kepahlawanan dan idealisme Kartini. Menggambarkan dengan jelas tentang kondisi sosial dan politik pada masa Kartini hidup, termasuk hambatan-hambatan yang dihadapinya dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. Penggambaran ini memberikan konteks sejarah yang penting bagi penonton.

Film ini menjadi medium penting dalam memperkenalkan kembali tokoh Kartini kepada masyarakat luas.

7.Film Indonesia Pengkhianatan G30S/PKI (1984)

Pengkhianatan G30S/PKI adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1984. Film ini disutradarai oleh Arifin C. Noer dan diproduksi atas perintah Orde Baru pimpinan Presiden Soeharto untuk memperkenalkan kembali versi resmi pemerintah tentang peristiwa Gerakan 30 September (G30S) yang terjadi pada tahun 1965, yang dianggap sebagai upaya kudeta Partai Komunis Indonesia (PKI).

Film ini dibuat dengan tujuan untuk memperkuat narasi resmi pemerintah Orde Baru tentang peristiwa G30S/PKI yang menyoroti pengkhianatan terhadap negara yang dilakukan oleh anggota PKI. Film ini juga bertujuan untuk membangkitkan semangat nasionalisme dan anti-komunis di kalangan masyarakat. Meskipun film ini menjadi film wajib tayang di Indonesia setiap tanggal 30 September sebagai bagian dari propaganda pemerintah, namun film ini juga menuai banyak kontroversi.

Tokoh-tokoh terkenal pada masa itu, seperti Presiden Soekarno, Jenderal Soeharto, dan para pemimpin PKI, digambarkan dengan dalam konteks yang sesuai dengan narasi pemerintah.

Beberapa orang mungkin menerima narasi yang disajikan dalam film ini sebagai kebenaran, sementara yang lain menganggapnya sebagai propaganda politik yang tendensius. Sebagai bagian dari propaganda pemerintah, film ini dipaksakan untuk ditayangkan di sekolah-sekolah, kantor pemerintah, dan tempat-tempat umum lainnya setiap tahun pada tanggal 30 September. Hal ini menjadi sumber polemik dan kontroversi di kalangan masyarakat Indonesia.

Dengan berbagai aspek tersebut, Pengkhianatan G30S/PKI (1984) tetap menjadi salah satu film yang kontroversial dalam sejarah perfilman Indonesia, karena peran dan dampaknya dalam menyebarkan narasi resmi pemerintah tentang peristiwa penting dalam sejarah Indonesia.

Nah, itulah beberapa film Indonesia yang dianggap terbaik sepanjang masa, dengan kontribusi di berbagai aspek kehidupan bangsa.
Film Logo" Images – Browse 528 Stock Photos, Vectors, and Video | Adobe StockLaskar Pelangi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas