5 Realitas Penyembah Setan di Amerika Serikat yang Jarang-jarang Dikenali
5 Realitas Penyembah Setan di Amerika Serikat yang Jarang-jarang Dikenali
Keutamaan simbolisme dan nilai seni
07 Juli 2023
Sejak mulai The Satanic Temple (TST) dengan resmi akan melangsungkan diskusi beberapa pencinta setan di Amerika Serikat, info terakhir dari acara ini memanglah ditunggu-tunggu. Percakapan yang bertopik SatanCon 2023 idenya diadakan di Boston, Massachusetts sekalian buat rayakan hari menjadi kesepuluh, pada 28-30 April nantinya.
BERITA BURUNG Di sisi lainnya, waktu info dari tatap muka TST naik di atas, banyak faksi coba mempelajari bermacam data dari grup penyembah setan yang berbasiskan di Amerika Serikat ini. Membicarakan dari sumber-sumber, rupanya golongan penyembah setan ini mempunyai sederetan realitas yang jarang-jarang didapati rakyat pemula.
Ingin tahu? Lengkapnya, baca dalam artikel ini, Bela.
1. Sebagian besar penyembah setan bukan penyembah setan
Kalaupun orang menduga grup ini merupakan orang yang runduk dengan semua perintah setan, karena itu sebetulnya jawaban yang cocok yakni banyak ‘pemuja’ setan ini umumnya bukan ‘penyembah’ setan. Beberapa orang yang bergabung sebagi penyembah setan sebenarnya yakni ateis.
Merilis dari situs situs Gereja Setan, tercatatnya kalaupun setan buat mereka sebagai ikon martabat, kebebasan, dan individualisme. Kemunculan setan disebut yaitu prediksi metaforis external dari kemampuan personal paling tinggi mereka.
“Kami tak yakin pada Setan jadi makhluk atau personal,” tulis Gereja Setan.
Pengakuan lain mengatakan, mereka meletakkan personal selaku pusat semesta alam yang diilustrasikan oleh pendeta Peter Gilmore dari “a-theist” jadi “I-theist”. Sebagai data, Gereja Setan mulai ada kira-kira tahun 1960-an dengan memaparkan jika menyembah setan berarti menyembah suatu hal secara objektif yang sejauh ini dilenyapkan dari mengetahui supernatural serta takhayul “berbasiskan adat kuno”.
2. Tidak seluruhnya anggota Anti-Natal
Tersedianya beberapa penyembah setan pun masih tetap turut rayakan natal, lantaran gak ada pembatasan kalau mereka jangan rayakan hari besar umat Kristiani. Menurut Gereja Setan, hari raya Natal sebagai hari besar beberapa penyembah berhala, perayaan yang dimaksud sudah “diculik” oleh “beberapa orang Kristen”.
Lalu menurutnya, Sinterklas sebenarnya tiba buat pertanda kesenangan. Sinterklas dilihat menjadi gabungan Dionysos serta Silenus dari mitologi Romawi dan Yunani.
“Jadi untuk musim berlibur Yule, kami nikmati kekayaan hidup dan kebersama-samaan dengan beberapa orang yang kami menghargai, karena sering cuma kami yang ketahui dari lokasi mana kebiasaan itu berasal,” tulis Gereja Setan.
Orang seniman Detroit dan anggota Gereja Setan namanya Michael Mars, menyatakan ikut rayakan Natal bersama umat Kristiani. Walau demikian, semua perayaan itu dilaksanakan tidak untuk peringati kelahiran Yesus, tetapi sebagai moment untuk kumpul dengan keluarga.
3. Terdapatnya gereja terpendam
Kenyataan yang lain tersingkap ialah banyak penyembah setan tidak punyai gereja yang berdiri dengan bentuk bangunan sesungguhnya. Mereka sembunyikan Gereja Setan sebatas untuk mengutamakan pendekatan hidup individualis mereka.
Walau begitu, pendiri Gereja Setan yakni Anton LaVey memakai tempat tinggalnya di San Fransisco sebagai basis gereja tempat ia kerjakan ritus. Sekarang, gereja itu berbasiskan di New York dengan kantor pusat tidak terbuka buat umum.
“Saat kami melaksanakan acara, itu mempunyai sifat individu,” tandas Gilmore.
Awal kalinya, Gereja Setan memperoleh banyak hujatan sampai sejumlah gereja mau tak mau tutup. Atas momen itu, membuat beberapa anggota pada akhirnya rahasiakan area anyar untuk ritus.
4. Sempat terjadi peristiwa kecemasan setan
Sempat pernah menjadi informasi seru pada 1980-an serta 1990-an, saat program kabar Amerika menyangkutkan laporan berkenaan pengorbanan hewan dan ritus pembunuhan dengan pengaguman setan. Menurut penyelusuran Slate.com di Januari 2014, ada peristiwa kekhawatiran karena penyelewengan ritus setan.
Insiden itu diawali dari ritus aneh serta pemerasan yang berlangsung dalam sebuah taman kanak-kanak California. Untuk menghindar perihal yang tidak dikehendaki, taman kanak-kanak di California itu juga disidang waktu tersebut. Tetapi, sidang usai tidak ada keputusan juga laporan FBI mengaitkan kalau dakwaan penyelewengan ritus setan tidak meyakinkan.
Namun, terdapatnya evaluasi dari majalah Redbook pada 1994 masih mengatakan kalaupun 70 % orang Amerika yakin jika penyelewengan ritus setan itu fakta.
5. Utamanya simbolisme dan nilai seni
Ada makna sendiri terkait simbolisme dan seni buat beberapa penyembah setan. Nilai mempunyai nilai yang tercermin saat Gereja Setan terus memakai lambang Setan buat mengundang perhatian. Terhitung sepanjang tahun mereka awalnya pernah ajukan gugatan untuk miliki patung Baphomet yang lebih besar, sebuah lambang Setan berkepala kambing, di Capitol, Oklahoma.
Lalu di tahun 2022, mereka pun rayakan Natal di Capitol negara sisi Michigan dengan tampilkan patung ular melilit salib dengan tinggi 3 kaki. Penyembah Setan menjelaskan bila lambang pada prinsipnya yakni konstruksi alami manusia. Mereka berasa jika kita mesti dengan senang memuji kemampuan manusia yang paling memiliki nilai tanpa ada perlu gunakan profil mitologis jadi mediator jarak.
Itu dia, jejeran realitas terkait kemunculan group pengagum setan di Amerika Serikat. Apakah ada kenyataan yang lain kamu paham, Bela? Tulis melalui kotak kometar, ya!