5 Tindakan Rasisme yang Sebelumnya pernah Pecut Kekacauan ( 2023)
5 Tindakan Rasisme yang Sebelumnya pernah Pecut Kekacauan, Teranyar di Prancis
Sempat ada di Indonesia
04 Juli 2023
Beberapa waktu terakhir, dunia raya dihebohkan keonaran yang terjadi di Prancis seusai perbuatan penembakan yang tengah dilakukan oleh faksi polisi pada seorang remaja. Keributan yang dimulai di kota Nanterre terlebih dahulu itu pada akhirnya menebar ke beberapa kota lain di Prancis jadi perbuatan protes pada penembakan yang disangka dilandaskan oleh rasisme.
Walaupun kekacauan ini jadi kritis nasional paling besar buat Presiden Immanuel Macron, perbuatan kekacauan yang didorong oleh perlakuan rasisme sudah terjadi awal mulanya di sekian banyak negara lain. Juga, Indonesia juga sempat mencicip pahitnya kejadian itu di satu diantara areanya.
Terus kayak apa variasi kejadian keributan yang berlangsung gara-gara tersedianya perbuatan rasisme? Berikut data yang telah Popbela kumpulkan untukmu.
1. Peristiwa 13 Mei 1969 di Malaysia
Peristiwa 13 Mei 1969 sebagai tindakan kekacauan yang terjadi di Kuala Lumpur, Malaysia di antara Tionghoa dengan Melayu sehabis dilaksanakan Pemilu Malaysia tahun 1969. Perbuatan kekacauan dipecut seusai kemenangan partai paling besar Tionghoa, Democratic Action Party serta perbuatan pawai kemenangan partai itu yang mengolok-olok orang Melayu.
BERITA BURUNG–Di 13 Mei 1969, keonaran terjadi karena tersebarnya berita grup Tionghoa yang menggempur barisan Melayu di Setapak. Mobil serta rumah dibakar, dan banyak orang-orang yang tercedera juga wafat. Menjadi efeknya, sekitar 196 orang meninggal dari keributan ini.
2. Kekacauan rasial Singapura 1964
Keributan di Singapura di tahun 1964 ini adalah serangkaian kemelut yang berlangsung saat Singapura serta Malaysia masuk buat kuatkan keamanan serta ekonomi untuk ke-2 irislah negara. Kemelut ini digadangkan selaku penyebab merdekanya Singapura di 1965 dan ketatnya ketentuan terkait ras dan budaya di Singapura.
Kejadian ini terjadi di-2 waktu yang beda, di 21 Juli 1964 yang seiring dengan perayaan Maulid Nabi dan 2 September 1964. Persis seperti Kejadian 13 Mei 1969 di Malaysia, keonaran ini mengikutsertakan grup Tionghoa serta Melayu. Sekitar 23 orang wafat dan 454 yang lain menanggung derita banyak luka dari 2 kemelut ini.
3. Keributan Papua 2019
Peristiwa yang sebelumnya adalah tindakan demonstrasi yang beralih onar, sebagai dampak dari rangkaian info hoax dan masalah penyelamatan mahasiswa Papua di Surabaya, Malang, serta Semarang, yang disangka dilandaskan rasisme. Keonaran juga berlangsung dalam bulan Agustus sampai akhir September 2019 di beberapa kota di Papua.
Masalah pertama-kali yang menimbulkan kekacauan di Bumi Cenderawasih ini berwujud pendapat persekusi serta rasisme yang sudah dilakukan ormas dan aparatur kepada mahasiswa Papua. Hasilnya, 5 orang wafat dan banyak kantor serta kendaraan yang dirusak.
4. Protes George Floyd
Kasus rasisme kepada grup kulit hitam dan penembakan rasanya umum terjadi di Amerika Serikat, tetapi kejadian kematian George Floyd di tahun 2020 lalu menimbulkan protes dan kekacauan besar. Karenanya meninggalnya dikarenakan faksi polisi berkulit putih yang diperhitungkan atas dasar rasisme, selesai dikupas di persidangan.
Walau sebagian besar demonstrasi kepada kejadian ini jalan tertata, tetapi tidak diingkari kekacauan berlangsung seperti pada Minneapolis. Berlangsung bentrokan di antara polisi dan rakyat, bahkan juga polisi terpaksa sekali menyemprot gas air mata. Gak cuma itu, jalanan ditutupi dan banyak kendaraan yang hangus kebakar waktu kekacauan terjadi.
5. Kemelut di Prancis
Kekacauan karena masalah rasisme belakangan ini kembali terjadi di Prancis seusai meninggalnya Nahel M., remaja turunan Algeria yang ditembak oleh polisi dalam mobilnya. Kejadian itu menimbulkan kekacauan di kota Nanterre dan merembet ke beberapa kota lain di Prancis dengan cepat. Halte dan sejumlah kendaraan dibakar di jalanan, dan bertambahnya kemelut di antara orang dan polisi.
Karena keributan yang terjadi mulai sejak Selasa (27/06) malam itu, Presiden Emmanuel Macron sampai harus menggelar rapat kejutan dengan deretan menterinya. Kemelut ini disebutkan jadi kritis paling besar pertama kali di dalam pemerintah Emmanuel Macron sepanjang memegang sebagai Presiden Prancis.
Mudah-mudahan keonaran dapat cepat berhenti dan situasi normal kembali secara cepat. Seluruhnya kekacauan gara-gara rasisme ini diinginkan dapat menjadi evaluasi, ya, Bela.