Setidaknya 17 Orang Tewas Akibat Longsor dan Banjir Bandang yang Menggenangi Destinasi Wisata Populer di Sumatera Utara 2025

Setidaknya 17 Orang Tewas Akibat Longsor dan Banjir Bandang yang Menggenangi Destinasi Wisata Populer di Sumatera Utara

Pendahuluan
Dampak Banjir-Longsor di Sumut: 88 Orang Luka, 1.168 Warga Mengungsi

BeritaBurung– Bencana Longsor hidrometeorologi kembali melanda Sumatera Utara dan menimbulkan dampak yang cukup besar bagi masyarakat serta sektor pariwisata. Sedikitnya tujuh belas orang dilaporkan meninggal dunia setelah longsor dan banjir bandang menggenangi salah satu destinasi wisata populer di wilayah pegunungan. Curah hujan yang turun tanpa henti selama beberapa hari memicu terjadinya pergerakan tanah sekaligus meluapnya aliran sungai yang mengarah ke kawasan wisata dan permukiman.

Peristiwa ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga menyebabkan rusaknya infrastruktur, akses jalan, fasilitas wisata, serta berdampak pada perekonomian warga lokal. Artikel ini menyajikan analisis lengkap mengenai penyebab bencana, kronologi kejadian, proses evakuasi, kondisi terbaru, serta upaya pemerintah dalam menangani situasi darurat.

Curah Hujan Ekstrem Picu Longsor dan Banjir Bandang
492 Personel Polda Sumut Dikerahkan Bantu Korban Banjir-Longsor hingga Cari Orang Hilang - Bagian 1

Data klimatologi menunjukkan bahwa curah hujan di wilayah tersebut meningkat tajam dalam dua pekan terakhir, dengan intensitas yang berada di atas rata-rata musim penghujan. Hujan berintensitas tinggi membuat lapisan tanah di lereng perbukitan menjadi jenuh air. Ketika daya ikat tanah menurun, struktur lereng kehilangan kekuatan penahan hingga akhirnya terjadi longsor.

Material tanah yang meluncur dari ketinggian mengenai beberapa bangunan wisata yang berada di bawahnya. Tidak hanya itu, sungai yang mengalir di sekitar kawasan wisata juga mengalami peningkatan debit air yang sangat cepat. Arus membawa lumpur, kayu besar, batuan, serta material lain yang mempercepat aliran banjir bandang menuju permukiman.

Korban Jiwa Bertambah Seiring Proses Pencarian
Update Dampak Banjir Bandang-Longsor di Sumut: 13 Orang Tewas dan 37 Luka

Proses pencarian korban terus dilakukan sejak hari pertama kejadian. Tim SAR gabungan, relawan, dan aparat setempat dibantu alat berat menyisir area terdampak. Kondisi medan yang sulit, licin, dan tertutup material lumpur membuat proses evakuasi memakan waktu lebih lama.

Beberapa korban ditemukan dalam radius cukup jauh dari titik awal longsor, menandakan kuatnya dorongan arus banjir bandang yang membawa mereka hingga ke aliran sungai sekunder. Dengan bertambahnya jenazah yang ditemukan, jumlah korban diperkirakan masih dapat bertambah mengingat sejumlah laporan orang hilang masih masuk ke posko darurat.

Evakuasi Wisatawan dan Warga Dilakukan Sepanjang Hari

Pada saat kejadian, banyak wisatawan berada di area penginapan, jalur trekking, dan titik foto yang berada dekat aliran sungai. Mereka yang tidak sempat menyelamatkan diri akhirnya terjebak di lokasi yang sulit dijangkau. Pemerintah daerah menetapkan status tanggap darurat dan mengerahkan tambahan personel untuk mengevakuasi wisatawan dan warga.

Sebagian proses evakuasi dilakukan melalui jalur darat menggunakan kendaraan taktis, namun akses yang tertutup longsor membuat beberapa titik hanya bisa dijangkau melalui helikopter. Korban selamat kemudian dievakuasi ke posko kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.

Kerusakan Infrastruktur Menghambat Aktivitas Ekonomi

Akibat longsor dan banjir bandang, beberapa jembatan penghubung rusak parah, jalan utama tertutup material, dan sejumlah bangunan penginapan tidak dapat lagi digunakan. Kerusakan ini berdampak besar terhadap aktivitas ekonomi masyarakat yang bergantung pada sektor pariwisata.

Pedagang kecil, pemandu wisata, pemilik penginapan, dan operator transportasi kehilangan pemasukan harian. Pemerintah saat ini tengah melakukan pendataan kerusakan untuk merancang rencana pemulihan jangka pendek dan jangka panjang.

Kawasan Wisata di Sumatera Utara Rawan Longsor

Banyak kawasan wisata di Sumatera Utara berada pada topografi curam dan memiliki kontur tanah yang rentan terhadap erosi. Aktivitas pembangunan yang tidak sepenuhnya memperhatikan aspek geologi juga berpotensi memperburuk kondisi lingkungan.

Pakar geologi menyarankan agar dilakukan peninjauan ulang terhadap zonasi wisata, penerapan batasan pembangunan di area rawan, serta penguatan vegetasi alami yang dapat membantu menahan pergerakan tanah. Analisis risiko harus menjadi bagian penting dari pengelolaan pariwisata berkelanjutan.

Dampak Kesehatan dan Psikologis Mulai Terlihat

Beberapa korban selamat mengalami luka ringan hingga sedang, sementara banyak lainnya mengalami trauma akibat melihat derasnya arus banjir dan mendengar suara longsoran dari ketinggian. Posko kesehatan yang didirikan di area aman kini menerima puluhan warga yang membutuhkan perawatan lanjutan.

Selain itu, risiko penyakit pascabencana seperti infeksi kulit, gangguan pernapasan, dan penyakit yang ditularkan melalui air juga meningkat. Petugas kesehatan terus mengawasi kondisi pengungsi untuk mencegah penyebaran penyakit.

Pemerintah Fokus pada Mitigasi dan Peringatan Dini

Sebagai langkah lanjutan, pemerintah pusat dan daerah berencana memperkuat sistem peringatan dini berbasis sensor curah hujan, deteksi pergerakan tanah, dan pemantauan sungai. Teknologi ini sangat penting untuk memberikan sinyal peringatan kepada warga dan pengelola wisata sebelum potensi bencana terjadi.

Selain itu, penataan ulang kawasan wisata, rehabilitasi hutan, serta pelatihan kesiapsiagaan bagi masyarakat lokal menjadi prioritas utama agar bencana serupa dapat diminimalkan di masa mendatang.

FAQ

Apa penyebab utama terjadinya longsor dan banjir bandang ini?

Penyebab utamanya adalah curah hujan ekstrem yang membuat tanah jenuh air serta meluapnya aliran sungai yang membawa material berat menuju kawasan wisata dan permukiman.

Apakah jumlah korban masih bisa bertambah?

Ya, tim SAR masih melakukan pencarian dan beberapa laporan warga hilang masih dalam proses verifikasi.

Apakah kawasan wisata sudah ditutup?

Kawasan wisata ditutup sementara untuk proses evakuasi, pembersihan material, dan perbaikan jalur akses yang rusak.

Bagaimana langkah pemerintah mencegah bencana serupa?

Pemerintah berfokus pada peningkatan sistem peringatan dini, rehabilitasi lingkungan, dan penataan ulang infrastruktur wisata berbasis mitigasi bencana.

Penutup

Bencana ini menjadi pengingat bahwa alam memiliki dinamika yang tidak selalu dapat diprediksi. Kejadian longsor dan banjir bandang di Sumatera Utara memperlihatkan pentingnya kewaspadaan, mitigasi yang kuat, dan pengelolaan wisata yang memperhatikan aspek lingkungan. Dengan peningkatan teknologi peringatan dini, perbaikan infrastruktur, serta kesadaran masyarakat, risiko bencana di masa depan dapat diminimalkan. Informasi seperti ini diharapkan mampu membantu masyarakat memahami situasi secara menyeluruh dan tetap waspada terhadap potensi bencana alam di sekitar mereka.