Terbaru Reuni Akbar Jokowi di UGM Jadi Sorotan, Fakultas Kehutanan Angkat Bicara 2025
Reuni Akbar Jokowi di UGM Jadi Sorotan, Fakultas Kehutanan Angkat Bicara
Beritaburung.news/Yogyakarta, 29 Juli 2025 — Momen reuni kebersamaan lintas dekade kembali mencuat dari jantung Universitas Gadjah Mada (UGM). Akhir pekan lalu, Presiden Joko Widodo hadir dalam acara temu alumni Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980. Kegiatan bertajuk SPIRIT ’80: Guyub, Rukun, Migunani ini sukses mengundang perhatian, tak hanya dari peserta, tetapi juga publik luas yang ramai membicarakannya di jagat maya.
Berlangsung di kawasan Yogyakarta, pertemuan penuh nostalgia ini justru disorot sebagian warganet karena dikaitkan dengan isu lama yang sempat mereda: dugaan ijazah palsu. Munculnya kembali spekulasi tersebut di media sosial membuat acara yang semula ditujukan sebagai ajang silaturahmi menjadi bahan perdebatan publik.
Namun, pihak kampus dan penyelenggara langsung angkat bicara. Mereka dengan tegas membantah bahwa pertemuan itu berbau politik, apalagi sebagai ajang klarifikasi terselubung. “Ini murni perayaan ikatan emosional yang dibangun sejak 1980,” tegas para panitia.
Presiden Hadir Sebagai Alumni, Bukan Kepala Negara
Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Ir. Sigit Sunarta, memberikan penjelasan resmi menyusul mencuatnya perbincangan daring. Menurutnya, kehadiran Presiden Jokowi tidak perlu dipelintir ke arah yang tidak relevan. Bagi civitas akademika, Jokowi adalah bagian dari sejarah fakultas tersebut.
“Kami merasa terhormat Bapak Jokowi berkenan hadir. Ini bukan sekadar reuni, tapi perayaan perjalanan panjang sebuah angkatan. Harapannya, momen ini memperkuat silaturahmi lintas waktu,” ujar Sigit dalam siaran pers yang diterbitkan pada Selasa (29/7).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh para tokoh alumni yang turut hadir. Ketua angkatan 1980, Arif Hidayat, menjelaskan bahwa acara ini telah dipersiapkan jauh-jauh hari, tanpa kaitan dengan agenda politik apa pun.
“Kita diterima di UGM pada 28 Juli 1980. Pertemuan ini adalah ajang temu kangen setelah puluhan tahun. Ada yang datang dari Manado, Lombok, Bali, dan daerah lainnya. Ini momen luar biasa,” ujarnya.
Sorotan Media Sosial: Antara Nostalgia dan Tuduhan Lama
Meski acara berlangsung dalam suasana hangat, media sosial menjadi ruang terbuka untuk segala opini. Sejumlah pengguna internet kembali mengangkat isu lama tentang validitas ijazah Jokowi. Tudingan tersebut sempat mencuat pada masa kampanye lalu, namun telah berkali-kali dibantah oleh pihak universitas.
UGM sebagai institusi resmi akademik telah menegaskan bahwa Joko Widodo benar tercatat sebagai alumnus Fakultas Kehutanan angkatan 1980. Tidak ada keraguan administratif atau akademik atas keberadaannya sebagai mahasiswa kala itu.
Di tengah hiruk pikuk komentar publik, banyak pula warganet yang justru membela acara tersebut. Mereka menyebut momen ini sebagai bentuk penghormatan terhadap almamater, dan tidak semestinya dipolitisasi.
Laiknya Lebaran Kecil Bagi Alumni 1980
Bagi sebagian besar peserta, pertemuan di penghujung Juli ini tak ubahnya “lebaran kecil.” Ketua panitia, Johannes, menggambarkan suasana sebagai pertemuan hangat setelah puluhan tahun menapaki jalan hidup masing-masing.
“Perjumpaan ini adalah bentuk syukur. Meski hidup sudah berpisah arah, kita masih bisa berkumpul dalam kebersamaan,” ujar Johannes.
Ia menambahkan bahwa para alumni datang dengan latar belakang yang beragam: ada yang kini pensiun, ada yang aktif sebagai profesional kehutanan, hingga yang meniti karier di pemerintahan. Namun semua kembali menjadi mahasiswa, meski hanya untuk sehari, mengenang masa-masa kuliah dan idealisme muda.
Menghidupkan Nilai Guyub dan Migunani
Kegiatan tersebut juga menampilkan berbagai elemen budaya kampus: mulai dari pementasan seni mahasiswa, pemutaran film dokumenter masa kuliah angkatan 1980, hingga talkshow reflektif bersama para tokoh alumni. Presiden Jokowi sendiri tampak santai, mengenakan batik dan disambut hangat oleh teman-teman seangkatannya.
Salah satu poin penting yang ditegaskan panitia adalah tema “Guyub, Rukun, Migunani.” Tiga kata kunci tersebut bukan sekadar slogan. Ia menjadi spirit bahwa para alumni tidak hanya bersilaturahmi, tetapi juga terus ingin berguna untuk bangsa.
Acara juga menghasilkan kesepakatan kolektif untuk membentuk Dana Alumni Fakultas Kehutanan, yang bertujuan membiayai pendidikan bagi mahasiswa kurang mampu serta mendukung penelitian tentang keberlanjutan hutan Indonesia.
UGM Tegaskan Posisi Institusional: Akademik Bukan Politik
Dalam konferensi pers yang digelar setelah acara, pihak Humas UGM kembali menekankan bahwa institusi tidak akan pernah terlibat dalam praktik politik partisan. Reuni akbar ini murni agenda internal alumni dan tidak ada kaitannya dengan siklus elektoral.
Rektor UGM yang turut hadir pada acara tersebut juga menyatakan bahwa kampus tetap berkomitmen menjaga integritas akademik dan menjunjung tinggi prinsip netralitas. Ia berharap masyarakat dapat lebih bijak dalam menanggapi isu-isu yang dilempar ke ruang publik tanpa dasar valid.
Dampak Emosional: Tak Sekadar Foto Bersama
Bagi peserta reuni, kehadiran Jokowi tidak diartikan sebagai pencitraan. Sebaliknya, momen ini menjadi simbol bahwa perjalanan kehidupan bisa dimulai dari kelas yang sama, lalu berujung ke panggung nasional atau bahkan dunia.
Salah satu alumni, Lilis Subekti, yang kini mengajar di Universitas Mataram, menuturkan bahwa momen ini menghidupkan kembali semangat muda yang telah lama tertidur.
“Waktu melihat Pak Jokowi duduk bersama teman-teman lama, saya jadi ingat masa-masa praktikum di hutan, bercanda sambil naik truk kampus. Ini lebih dari sekadar reuni. Ini tentang memelihara ingatan bersama,” ucapnya sambil menahan haru.
FAQ: Seputar Reuni Akbar Jokowi di UGM
Q: Apakah acara ini diinisiasi oleh kampus atau pemerintah?
A: Tidak. Acara ini adalah inisiatif alumni angkatan 1980 Fakultas Kehutanan UGM dan bukan agenda resmi kenegaraan.
Q: Apakah benar ini acara politis atau untuk membantah isu ijazah?
A: Tidak. Pihak UGM dan panitia menyatakan reuni ini murni silaturahmi alumni dan tidak berkaitan dengan isu politik apa pun.
Q: Apakah Presiden Jokowi alumni resmi UGM?
A: Ya. Jokowi adalah lulusan Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980 dan terdaftar secara administratif dan akademik.
Q: Siapa saja yang hadir dalam reuni ini?
A: Alumni angkatan 1980 dari berbagai daerah di Indonesia, pejabat kampus, serta Presiden Jokowi sebagai salah satu peserta.
Q: Apa hasil nyata dari acara reuni ini?
A: Salah satunya pembentukan Dana Alumni Fakultas Kehutanan untuk membantu pendidikan dan penelitian.
Ketika Masa Lalu Bertemu Masa Kini
Sorotan media sosial tak mampu meredam hangatnya pertemuan alumni yang digelar tanpa pretensi. Kehadiran Presiden Joko Widodo dalam reuni akbar angkatan 1980 adalah bukti bahwa sejarah personal, bagaimana pun perdebatan publik di sekelilingnya, tetap memiliki ruang tersendiri dalam kehidupan seseorang.
Sebagian mungkin akan terus menafsirkan dengan kacamata politis, tapi bagi para peserta, ini hanyalah momen untuk mengenang, tertawa, dan merayakan persahabatan yang tak lekang waktu.
Karena dalam setiap reuni, bukan hanya kenangan yang dibawa pulang, tapi juga semangat untuk terus memberi makna — guyub, rukun, dan tentu saja, migunani.