Kupasan Film ‘Oppenheimer’: Menentang Secara Kepribadian 2023
Kupasan Film ‘Oppenheimer’: Menentang Secara Kepribadian 2023
Saat pengetahunan jadi kenyataan yang tak dapat dihapus
20 Juli 2023
BERITA BURUNG–Bagaimana rasanya jadi seorang intelektual fisika yang dipuji jadi pribadi pengubah riwayat dengan membikin bom pembasmi umum?
Dibutuhkan waktu 3 tahun, 4000 buruh serta US$2 juta buat lakukan analisis dan ujian bom, pembangunan kota kecil di Los Alamos, New Mexico, sampai selanjutnya pengerjaan bom atom.
“Dunia akan ingat ini hari,” kata Oppenheimer. Ia betul sekali.
“…dan saya sangat percaya Jepang tidak menggemarinya,” imbuhnya kembali.
Ulasan Film ‘Oppenheimer‘: Melawan Secara MoralUniversal Pictures
Namun setelah itu begitupun dirinya sendiri. Oppie (panggilan akrabnya) anyar memahami resiko dari bom yang dia serta teamnya jadikan seusai difungsikan buat mencairlantakkan 2 buah kota di Jepang.
Di saat penghormatan menggema dalam ruangan, akan tetapi imajinasi suara korban bom malahan memekakkan telinganya. Gak cuma Oppie, teman intelektualnya ada juga yang menangis dan ada yang muntah—justru waktu bising tepok tangan masih tetap bersautan rayakan keberhasilan pemerintahan Amerika meratakan Hiroshima dan Nagasaki.
Misi sinematik Christopher Nolan
Christopher Nolan sebagai sutradara, sukses menyuguhkan deskripsi itu dalam film Oppenheimer. Sebagai pirsawan, saya berasa peristiwa riwayat itu amat melawan dari segi mental. Meski film ini dengan waktu 3 jam, tetapi Nolan menerangkannya seperti saya lagi duduk dengar kakek ceritakan perihal bagian riwayat waktu perang. Dengan pace cepat, waktu yang berakhir juga tidak berasa.
Sisi yang dinanti-nanti pastinya episode test bom atom yang tidak memakai CGI, alias Nolan benar-benar lakukan ledakan itu. Disamping ambil gambar pola IMAX 70mm, effect 3D tanpa kacamata serta suara menggelegar yang ikut getarkan bangku pemirsa, jadi argumen Nolan ingin penyuka filmnya lihat Oppenheimer di studio bioskop IMAX.
Sama yang Nolan ucapkan di John Mecklin dari thebulletin.org, “Arah saya membikin film—saya tak bikin film untuk mengirimi pesan, saya membuat karena ceritanya menarik. Namun sisi dari penceritaan itu ialah balik ke dasar mengenai bom, meniadakan pengakuan aturan, filosofi, keadaan geopolitik serta cuma lihat kapabilitas mentah yang bisa dilepaskan dan apakah artinya buat beberapa orang yang terturut serta bermakna untuk kita semua. ”
Dari mula film, saya dapat rasakan gairah besar dari seseorang Julius Robert Oppenheimer (Cillian Murphy) kepada pengetahuan fisika kuantum. Hasrat itu pada akhirnya bawa dianya sendiri dipercayai mengetuai The Manhattan Proyek—penelitian serta peningkatan yang membikin senjata nuklir pertama.
Sudah pasti saat lihat kreasi sutradara dibalik film Dunkirk serta Tenet ini, kita mengharap jejeran pemain handal yang tidak mungkin berkata “tidak” pada penawaran Nolan.
Katakan saja Matt Damon yang berperanan jadi Leslie Groves, awalnya pernah mengatakan jika dianya bermaksud cuti dari akting, tetapi a lagi bersandiwara bila yang menjajakan ialah Nolan. And he did.
Lalu kembalinya Josh Hartnett ke layar-lebar melalui lakonnya jadi Ernest Lawrence. Sampai beberapa nama besar seperti Robert Downey Jr., Florence Pugh, Emily Blunt, Rami Malek sampai Gary Oldman.
Tidak dikuatirkan kembali, apabila pencinta Nolan miliki harapan tinggi pada Oppenheimer. Mulai dengan perhatiannya pada terperinci; umpamanya suara derap sepatu serta pergerakan kereta, seperti berarti isi otak Oppenheimer yang membuncah atau gak sabar agar selekasnya mewujudkan teori-teorinya. Atau bagaimana di saat pemirsa mengenal semangat seorang intelektual bisa jadi pisau bermata dua waktu keperluan politik beradu dengan menolong banyak negara dari perang dunia—namun dengan pengorbanan yang besar sekali.
Berikut ini yang melawan akhlak pemirsa untuk berpihak atau punya sikap netral.
Pastilah Nolan menjawab dengan jalur yang balik membikin pemirsa memikirkan dengan serius. Salah satunya; apa teori dibalik ketaksamaan bab putih hitam dengan fragmen memiliki warna?
Well, sedikitnya kita mempunyai pengkajian anyar selesai teori totem Inception, khan?