Harga CPO Naik 3 Hari, Tetapi Harga Rekomendasi Turun! Ada Apa?
Harga CPO Naik 3 Hari, Tetapi Harga Rekomendasi Turun! Ada Apa?
Jakarta, Berita burung – Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) meningkat tipis di sesion perdagangan awal Selasa (18/10/2022). Tetapi, katalis negatif masih menyelimutinya pasar nabati global.
Merujuk pada Refinitiv, harga CPO pada sesion perdagangan awal meningkat tipis 0,46% ke MYR 3.905/ton pada jam 08:21 WIB. Dengan demikian, harga CPO sudah naik sepanjang 3 hari berturut-turut semenjak minggu kemarin.
Harga CPO (MYR/ton)
Secara tehnis, riset komoditas Reuters memandang jika harga CPO bisa tembus titik resistance di MYR 3.924/ton dan diprediksikan naik ke range MYR 3.958-4.001/ton.
Minyak sawit berjangka Malaysia usai kuat 0,31% jadi MYR 3.878/ton pada perdagangan Senin (17/10) karena harga minyak kedelai naik, walau data export CPO Malaysia turun.
“Rekondisi dipacu oleh harga minyak kedelai yang semakin tinggi di Chicago Board of Trade (CBOT),” papar seorang pedagang di Kuala Lumpur diambil Reuters.
Harga minyak kedelai di CBOT ditutup naik 0,8%. Harga CPO sering dikuasai oleh naik menurunnya harga minyak tandingan seperti minyak kedelai karena mereka berkompetisi untuk memperoleh market share di pasar nabati global.
Tetapi, katalis negatif masih menyelimutinya pasar nabati, terutamanya CPO. Masalahnya stok CPO Malaysia di akhir September 2022 membesar 10,5% jadi 2,32 juta ton dan jadi status paling tinggi pada hampir 3 tahun, bila merujuk pada laporan Malaysian Palm Oil Board (MPOB).
Sementara nilai export CPO pada masa 1-10 Oktober 2022, terlihat turun mencolok 17,3% daripada masa yang serupa di bulan awalnya.
Tingginya stok CPO dan berkurangnya nilai export, bisa memberikan indikasi jika keinginan akan CPO turun. Hal itu tentu saja bisa tekan harga CPO yang akan datang. Harga komoditas dikuasai oleh hubungan hukum suplai permintaan yang berjalan di pasar. Saat suplai membesar, permintaan stabil atau turun, karena itu harga komoditas akan ketekan.
Dijumpai, harga CPO sempat sentuh status penutupan all time highnya pada 29 April 2022 di MYR 7.104/ton, tetapi sekarang ini harga CPO diperjualbelikan nyaris 1/2 harga di tingkat MYR 3.900/ton. Dengan demikian, beberapa produsen CPO dan konsumen juga ikut turunkan harga referensi dan harga dasar import CPO.
Pemerintahan Indonesia sebagai produsen CPO paling besar dunia turunkan harga referensi minyak sawit mentah untuk masa 16-31 Oktober 2022 pada US$ 713,89/ton, turun dari harga referensi awalnya di US$ 792,19/ton pada paruh pertama bulan ini.
Harga rekomendasi akan tempatkan pajak export minyak sawit pada US$ 3/ton, turun dari US$ 33/ton pada paruh pertama Oktober 2022.
Disamping itu, pada Jumat (14/10), pemerintahan India sudah memotong harga dasar import minyak sawit mentah karena harga terevisi di pasar dunia. Sebenarnya, pemerintahan India selalu memutuskan harga dasar import CPO tiap dua minggu sekali untuk dipakai untuk hitung jumlah pajak yang perlu dibayarkan importir.
Harga dasar import CPO dibanderol jadi US$ 858/ton, turun dari harga awalnya di US$ 937/ton. Sementara, import minyak sawit RBD di bandrol harga US$ 905/ton dari US$ 982/ton.
Pengurangan keinginan pada CPO diperkirakan karena rumor krisis global, hingga keinginan akan komoditas turun. Kekuatan krisis global semakin marak sesudah bank sentra Amerika Serikat (AS) secara agresif meningkatkan suku bunga referensinya untuk mengontrol inflasi yang tinggi.
Saat suku bunga ditahan di tingkat tinggi dalam waktu lama, tentu saja akan membuat krisis makin panjang. Saat krisis terjadi mengakibatkan akan berpengaruh pada pengurangan keinginan komoditas dunia, terhitung CPO.