Danau Toba Mendadak Keruh, Bobby Nasution Tegaskan Tunggu Hasil Lab: Revalidasi Geopark Tetap Optimis 2025
Danau Toba Mendadak Keruh, Bobby Nasution Tegaskan Tunggu Hasil Lab: Revalidasi Geopark Tetap Optimis 2025
Beritaburung.news/Medan, 28 Juli 2025 – Masyarakat Sumatera Utara tengah dihebohkan dengan fenomena tak biasa: air Danau Toba, yang biasanya jernih dan menyejukkan mata, mendadak berubah menjadi keruh. Perubahan mendadak ini pun viral di media sosial dan memancing berbagai spekulasi publik. Namun, Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, angkat suara dan mengimbau masyarakat untuk tetap tenang.
Menurut Bobby, Pemerintah Provinsi Sumut telah mengambil langkah cepat dengan menurunkan tim untuk mengambil sampel air dari Danau Toba dan mengirimkannya ke laboratorium untuk diteliti. “Kita masih menunggu hasil lab. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah turunnya permukaan air danau,” ujarnya saat diwawancarai di Medan.
Gubernur muda itu juga menegaskan bahwa pihaknya telah berdiskusi dengan sejumlah ahli lingkungan dan geologi untuk memahami kemungkinan penyebab perubahan warna air tersebut. Ia mengingatkan bahwa fenomena ini diduga kuat sebagai dampak dari perubahan cuaca ekstrem belakangan ini.
“Ini pengaruh alam, pengaruh cuaca. Tentunya, ini tidak ada yang bisa disalahkan,” tambah Bobby.
Terkait Revalidasi Geopark Kaldera Danau Toba
Perubahan warna air ini terjadi bertepatan dengan momen penting: pelaksanaan revalidasi Geopark Kaldera Danau Toba oleh tim asesor dari UNESCO yang berlangsung pada 21-25 Juli 2025. Meski sempat menimbulkan kekhawatiran, Bobby Nasution tetap optimistis proses revalidasi akan berjalan baik.
“Mudah-mudahan kita optimis. Semua kegiatan sudah kita siapkan, dari tingkat kabupaten sampai ke tingkat internasional. Kita punya harapan besar mendapat green card,” kata Bobby.
Dalam jamuan makan malam bersama asesor di Rumah Dinas Gubernur, Bobby menyampaikan terima kasih atas berbagai masukan dan catatan yang diberikan. Ia menekankan bahwa catatan tersebut bukan sekadar untuk meraih penilaian positif, melainkan sebagai langkah konkret menjaga kelestarian Danau Toba.
“Menjaga Danau Toba berarti menjaga kehidupan. Ini bukan sekadar warisan dari leluhur, tapi anugerah dari Tuhan yang harus kita rawat bersama,” tegas Bobby.
Persiapan Revalidasi yang Kilat dan Sinergis
General Manager Geopark Kaldera Toba, Azizul Kholis, memuji komitmen dan sinergi lintas sektor yang berhasil menyukseskan proses revalidasi dalam waktu singkat. Ia menyebut, tanpa dorongan kuat dari Bobby Nasution, langkah cepat tersebut sulit terwujud.
“Tanpa komitmen pemimpin, hal ini tidak bisa dicapai. Ini menyangkut masa depan pariwisata dan martabat Sumut di mata dunia,” ucap Azizul.
Dalam proses revalidasi, seluruh indikator dipenuhi: dari penelitian geosite baru, visibilitas panel informasi, hingga keterlibatan aktif dalam Global Geopark Network (GGN).
Turut hadir dalam jamuan makan malam tersebut, Wakil Gubernur Sumut Surya, Sekda Togap Simangunsong, serta seluruh kepala daerah se-kawasan Danau Toba.
Fenomena Air Keruh: Viral dan Jadi Sorotan
Video viral tentang keruhnya air Danau Toba disebut-sebut diambil pada Minggu, 20 Juli 2025. Dalam video itu, air danau tampak berwarna kecokelatan, berbeda jauh dari warna biru jernih yang menjadi ciri khas destinasi ini.
“Air Danau Toba berubah warna jadi kayak air paret,” tulis narasi dalam video tersebut.
Menanggapi viralnya video ini, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir, Tetty Naibaho, menjelaskan bahwa perubahan warna air disebabkan oleh faktor cuaca, terutama angin kencang yang memicu ombak besar.
“Ombak itu mengaduk dasar danau, menyebabkan partikel lumpur naik ke permukaan. Ini hal yang biasa terjadi saat cuaca ekstrem,” jelas Tetty.
Komitmen Menjaga Danau Toba
Fenomena ini sekaligus menjadi pengingat penting bagi semua pihak akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem Danau Toba. Dalam berbagai kesempatan, Bobby Nasution menegaskan bahwa kelestarian danau tidak bisa ditawar-tawar.
“Kita semua sepakat, menjaga adalah menjaga masa depan. Kita jaga lingkungannya, budayanya, dan identitas masyarakatnya,” ucapnya tegas.
Dengan proses laboratorium yang masih berjalan, masyarakat diimbau untuk tidak berspekulasi sembarangan. Hasil uji laboratorium nanti akan memberikan kepastian ilmiah mengenai penyebab fenomena ini.
Sementara itu, kegiatan pariwisata tetap berjalan. Pengelola objek wisata di sekitar Danau Toba tetap menyambut kunjungan wisatawan, meski turut meningkatkan kewaspadaan dan kebersihan di area sekitar.
Menanti Kepastian, Merawat Keindahan
Perubahan warna air Danau Toba memang menimbulkan kekhawatiran, namun Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah bergerak cepat untuk merespons. Dengan menunggu hasil laboratorium dan tetap menjaga semangat kolaborasi, harapan terhadap revalidasi Geopark Kaldera Danau Toba pun tetap menyala.
Fenomena ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara alam dan pembangunan. Danau Toba bukan hanya warisan alam, tetapi juga simbol identitas dan masa depan bagi masyarakat Sumatera Utara dan Indonesia.
Tetap pantau berita terbaru dari kawasan Danau Toba. Kita jaga, kita rawat, dan kita wariskan.