Amerika memprediksi korea utara sedang mencoba rudalnya

kimjongun
AS percaya Korea Utara sedang mengetes rudal balistik antarbenua (ICBM) baru dalam apa yang disebutkan pemerintah Biden sebagai “eskalasi serius” yang hendak memacu semakin banyak ancaman.

Pyongyang lakukan dua penyeluncuran rudal belakangan ini yang ucapnya pada akhirannya ditujukan untuk tempatkan satelit ke luar angkasa. Tetapi, sesudah mempelajari mereka, intelijen AS sudah memandang jika niat sebetulnya untuk mengetes beberapa bagian dari ICBM baru.

“Berdasar analitis penyeluncuran ini, pemerintahan Amerika Serikat sudah mengaitkan jika penyeluncuran ini mengikutsertakan mekanisme ICBM baru yang diperkembangkan DPRK,” John Kirby, jubir Pentagon, menjelaskan.

“Ini ialah eskalasi serius oleh DPRK.”

AS yakin ICBM yang dites pertama kalinya diperlihatkan oleh pemerintahan Pyongyang dalam parade Partai Pekerja pada 10 Oktober 2020, dan satu kali lagi di pameran pertahanan satu tahun setelah itu.

“Arah dari test ini, yang tidak memperlihatkan capaian ICBM, peluang untuk menilai mekanisme baru ini saat sebelum lakukan test pada jarak penuh di masa datang, yang mempunyai potensi menyaru sebagai penyeluncuran luar angkasa,” kata Kirby.

AS membuat penilaiannya bersama dengan Jepang dan Korea Selatan, seorang petinggi senior AS menambah, dan akan share ringkasan dengan sekutu dan partner yang lain, terhitung PBB.

Kementerian pertahanan Jepang menyumpah test percobaan rudal tersebut

“Perlakuan Korea Utara belakangan ini, terhitung penyeluncuran rudal yang membuat keadaan lebih tegang, memberikan ancaman perdamaian dan keamanan negara kami, teritori dan komune internasional dan benar-benar tidak bisa diterima,” ucapnya dalam sebuah pengakuan.

Jepang benar-benar sedih dengan kembalinya Korea Utara belakangan ini ke eksperimen rudal. Dua rudal jarak menengah terbang di atas daerahnya dalam kurun waktu dua minggu di tahun 2017, memacu peringatan yang mengingatkan beberapa orang untuk berlindung.

Pasukan AS sudah tingkatkan pengawasan dan penghimpunan intelijen mereka di teritori itu, dan ancaman akan dikenalkan di hari Jumat yang mempunyai tujuan agar semakin batasi akses Korea Utara ke tehnologi hebat yang bisa dipakainya dalam program senjatanya.

“Bakal ada rangkaian perlakuan selanjutnya dalam sekian hari kedepan,” kata petinggi AS itu.

Gedung Putih menjelaskan jika Joe Biden terbuka untuk diplomasi dan akan siap untuk berjumpa dengan pimpinan Korea Utara, Kim Jong-un, “saat ada persetujuan serius di atas meja”.

Pemerintah Biden yakin jika persetujuan seperti itu perlu didului dengan perundingan tingkat kerja, karena pengalaman tatap muka Donald Trump dengan Kim memperlihatkan jika “KTT saja tidak jamin perkembangan,” kata petinggi senior itu, menambah: “DPRK jadi berlanjut. tidak untuk memberi respon.

Kim Jong-un melihat apa yang disebutkan Korea Utara sebagai tes penyeluncuran rudal hipersonik pada 11 Januari.
‘Akselerasi yang diikuti’ dalam pengetesan rudal Korea Utara, kata beberapa pakar PBB
Baca semakin banyak
“Sementara pintu masih tetap terbuka untuk diplomasi, Amerika Serikat akan ambil semua perlakuan yang dibutuhkan untuk pastikan keamanan tanah air Amerika dan sekutu kami,” kata petinggi itu.

Amerika memprediksi korea utara sedang mencoba rudalnya

Media pemerintahan Korea Utara melaporkan tentang percobaan rudal hari jumat

Media pemerintahan Korea Utara di hari Jumat memberikan laporan jika Kim sudah memerintah beberapa petinggi untuk meluaskan sarana penyeluncuran satelit untuk tembakkan beragam roket yang bisa bawa satelit multi-fungsi.

“Ia mengutamakan jika itu ialah pekerjaan mulia dari partai dan periset dan mekanik luar angkasa kami… untuk mengganti tempat penyeluncuran, yang berkaitan dengan mimpi dan tekad besar negara kami untuk kemampuan luar angkasa, jadi pangkalan hebat ultramodern,” kantor informasi KCNA mencuplik Kim. sama seperti yang disebutkan saat bertandang ke situs itu.

Pyongyang memperjelas penyeluncuran satelitnya ialah sisi dari program luar angkasa damai, tapi PBB percaya mereka terlatih coba tehnologi rudal baru.

Korea Utara lakukan tiga test ICBM di tahun 2017, dan sudah lakukan keseluruhan enam test nuklir, saat sebelum membatalkan ke-2 tipe pengetesan saat sebelum tatap muka pucuk dengan Trump.

Di bulan Januari, Pyongyang menjelaskan akan menimbang kembali “mengawali lagi semua aktivitas yang dibatalkan sementara”, dan beberapa riset sudah menyaksikan pertanda pembangunan di lokasi eksperimen nuklir Punggye-ri Korea Utara untuk pertamanya kali semenjak penutupan dan pembongkarannya pada musim semi 2018.

Beberapa pakar yakin Korea Utara bisa mengeluarkan satelit mata-mata atau mengetes ICBM di bulan April bersamaan dengan peringatan 110 tahun kelahiran pendiri negara tersebut, dan kakek Kim, Kim Il-sung. sumber dilansir dari theguardian