Dolar AS Lemah, Harga Minyak Brent Merayap Naik ke USD 95,69 per Barel
Dolar AS Lemah, Harga Minyak Brent Merayap Naik ke USD 95,69 per Barel
Beritaburung , Jakarta – Harga minyak brent naik nyaris 3 % pada perdagangan Rabu, disokong oleh rekor export minyak mentah AS dan karena penyulingan di AS yang bekerja di tingkat yang semakin tinggi dari umumnya selama setahun ini.
Pelemahan dolar AS menambahkan support pada harga minyak dunia, karena kemampuan greenback belakangan ini sudah jadi aspek khusus yang menghalangi peningkatan pasar minyak.
Diambil dari CNBC, Kamis (27/10/2022), harga minyak mentah berjangka Brent ditutup naik USD 2,17 atau 2,3 % jadi USD 95,69 per barel. Dan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 2,59 atau 3 % jadi USD 87,91.
Kurs dolar AS membuat harga minyak brent tambah murah untuk pemegang mata uang yang lain. Greenback AS sudah semakin kuat dari mata uang asing khusus yang lain karena bank sentra AS, Federasi Reserve (The Fed) lebih agresif meningkatkan suku bunga.
“Keseluruhannya ini ialah cara dalam mata uang dolar, apabila Anda coba membaca selain itu, itu bodoh,” kata Eli Tesfaye, Pakar Taktik Pasar Senior RJO Futures.
Stock minyak mentah AS naik 2,enam juta barel minggu kemarin, lebih dari yang diperhitungkan, tapi itu lebih rendah dari angka industri, yang memperlihatkan kenaikan 4,lima juta barel.
Export minyak mentah naik jadi 5,1 juta barel setiap hari, paling besar yang sempat ada, jatuhkan import minyak mentah AS ke tingkat paling rendah dalam riwayat.
“Keseluruhannya, karena pasar export, ini beralih menjadi laporan bullish walau ada kenaikan stok minyak mentah komersil memiliki ukuran sedang,” kata John Kilduff, Partner di Again Capital di New York.
Pedagang menyangkutkan kenaikan export dengan melebarnya spread WTI-Brent, yang masuk perdagangan Rabu, lebih dari USD 8 per barel.
Penyulingan AS
Tingkat penyulingan AS masih tetap konstan hampir di 89 % dari kemampuan, paling tinggi untuk selama setahun ini semenjak 2018.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak mengagetkan pasar dengan pemangkasan yang semakin besar dari prediksi untuk sasaran produksinya awalnya bulan ini.
Riset minyak memperhitungkan suplai akan mengetat dalam beberapa waktu kedepan sesudah cara itu, dan karena Eropa diprediksi bulan kedepan akan larang import minyak dari Rusia dan batasi pengirim Rusia dari industri asuransi pengangkutan global.
Larangan itu bisa mempererat pengangkutan minyak dunia, yang dapat menaikkan harga minyak. Banyak riset yakin Rusia segera dapat menghindar beberapa langkah itu , tapi itu tetap bisa mengakibatkan Moskow tutup di antara 1 juta dan dua juta barel produksi harian, yang bisa memukul pasar penyulingan.
“Sampai 2024 kami yakin harga minyak akan dikuasai oleh tersedianya kapal tanker yang siap mengusung minyak Rusia dibanding esensial pasokan-permintaan global, jaga harga minyak masih tetap tinggi,” catat riset JP Morgan.
Dolar AS Roboh, Harga Minyak Dunia Naik
Tempo hari, harga minyak naik di hari Selasa, rebound dari pengurangan awalnya lebih dari USD 1 per barel. Peningkatan ini didorong oleh dolar AS yang lebih kurang kuat dan kekuatiran suplai yang disoroti oleh menteri energi Arab Saudi.
Diambil dari CNBC, Rabu (26/10/2022), benchmark minyak mentah berjangka Brent ditutup naik 0,28 % pada USD 93,52 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 0,87 % pada USD 85,32.
Index dolar AS turun sepanjang perdagangan sore, membuat minyak dalam mata uang dolar tambah murah untuk pemegang mata uang yang lain dan menolong menggerakkan harga semakin tinggi.
Support selanjutnya tiba dari komentar menteri energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, jika stock energi dipakai sebagai proses untuk merekayasa pasar.
“Ialah pekerjaan saya untuk menerangkan jika kehilangan stock genting kemungkinan menyakitkan di bulan-bulan kedepan,” ucapnya pada pertemuan Future Initiative Investment (FII) di Riyadh.
Dalam pada itu, pengetatan pasar untuk gas alam cair (LNG) di penjuru dunia dan pengurangan suplai oleh produsen minyak khusus sudah tempatkan dunia di tengah-tengah “kritis energi global pertama kali yang sebenarnya,” kata Fatih Birol, kepala Tubuh Energi Internasional (IEA), menjelaskan di hari Selasa.
Komentar dari Riyadh dan dari IEA ialah “pengingat jika saat tersangkut kritis energi, ini masihlah jauh dari usai,” kata Phil Flynn, seorang riset di Price Futures Grup. “Masih tetap ada kekuatiran pasar kekurangan suplai,” sambungnya.
Import China Turun
Harga minyak brent turun lebih dari USD 1 per barel awalnya di hari Selasa di tengah-tengah pertanda kegiatan ekonomi yang tidak jelas di Amerika Serikat dan China, dua customer minyak paling besar dunia.
Di hari Senin, data pemerintahan memperlihatkan import minyak mentah China di bulan September ialah 2 % lebih rendah dari tahun awalnya. Sementara kegiatan usaha kontraksi di zone euro, Inggris dan Amerika Serikat di bulan Oktober.
CEO Goldman Sachs David Solomon menjelaskan di hari Selasa jika dia yakin krisis AS ialah “kemungkinan”, sementara krisis bisa terjadi di Eropa.