Krisis Ekonomi Dapat Berawal dari Teritori Eropa 2022
Krisis Ekonomi Dapat Berawal dari Teritori Eropa 2022
Beritaburung.id – Nilai ganti mata uang euro jatuh di bawah dolar Amerika Serikat (AS), Minggu (2/10). Terlihat oleh Merdeka.com, mata uang euro menurun jadi sebesar USD 0,98 per 1 euro atau sama dengan Rp14.997.
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira, menerangkan hal itu disebabkan karena Rusia yang hentikan suplai gas ke pipa intinya ke arah Eropa. Disamping itu , keadaan kritis di Eropa cukup lebih buruk karena inflasi yang tinggi dan kritis energi terang musim dingin.
“Selainnya, karena ada masalah pada suplai gas dari Rusia, ekonomi Eropa kembali jeblok,” tutur Bhima ke Merdeka.com, Minggu (2/10).
Bhima memaparkan penumpukan persoalan di teritori Eropa yaitu terhitung pada penggantian kepimpinan di Inggris, selanjutnya permasalahan hutang di Eropa Selatan dan permasalahan pelemahan bidang manufacturing turunkan keyakinan investor.
“Sekarang ini kurs euro pada dollar berada di USD 0,98 bahkan juga ada di bawah angka parity atau 1 euro sama dengan 1 USD,” terang Bhima.
Ia memandang, ini memperlihatkan jika euro dalam trend yang menurun dan dapat membuat tanda-tanda krisis global berawal di zone Eropa. “Purchasing Manajer Indeks (PMI) teritori Eropa jeblok ke 48,5 pada September 2022 atau ada di bawah tingkat pengembangan 50,” jelas ia.
Awalnya, Bank Sentra Eropa (ECB) memprediksi kegiatan ekonomi di Eropa akan melamban secara signifikan dalam beberapa waktu kedepan, karena melesatnya harga-harga, pengurangan daya membeli dan ketidakjelasan keseluruhannya, kata Presiden ECB Christine Lagarde beberapa lalu.
“Kami mengharap untuk meningkatkan suku bunga selanjutnya sepanjang beberapa tatap muka selanjutnya, buat menahan keinginan dan jaga resiko perubahan harapan inflasi yang terus-terusan. Keputusan suku bunga peraturan kami di masa datang terus akan tergantung pada data dan ikuti pendekatan tatap muka untuk tatap muka,” kata Lagarde diambil Di antara.
Ekonomi teritori euro tumbuh sebesar 0,8 % pada kwartal ke-2 2022, khususnya karena berbelanja customer yang kuat untuk beberapa jasa saat ekonomi dibuka lagi. Tetapi, perkembangan diprediksi akan melamban secara signifikan.
Ini khususnya disebabkan karena inflasi yang tinggi, keinginan beberapa jasa yang lebih lamban, keinginan global yang menurun, dan syarat perdagangan yang lebih buruk. Disamping itu, turunnya keyakinan rumah tangga dan usaha karena tingkat ketidakjelasan yang tinggi jadi factor pemicunya.
Perselisihan Rusia-Ukraina sudah membuntuti Eropa dengan resiko ekonomi. “Prospect makin muram, sementara inflasi masih tetap terlampau tinggi dan peluang tetap di atas sasaran kami untuk waktu lama,” paparnya.
“Resiko pada prospect inflasi khususnya naik, khususnya menggambarkan peluang masalah besar selanjutnya dalam suplai energi. Sementara beberapa faktor resiko ini sama untuk perkembangan, dampaknya akan kebalikannya: mereka akan tingkatkan inflasi tapi kurangi perkembangan.”