Terbaru Isu Pasha Ungu Mundur dari DPR karena “Uang Haram”, Fakta atau Hoaks?
Terbaru Isu Pasha Ungu Mundur dari DPR karena “Uang Haram”, Fakta atau Hoaks?
Beritaburung.news/Jakarta, 24 Agustus 2025 – Pasha Ungu Di Media sosial Indonesia kembali dihebohkan dengan sebuah video yang menampilkan klaim mengejutkan: Sigit Purnomo Said, atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Pasha Ungu, disebut-sebut mengundurkan diri dari jabatannya sebagai anggota DPR RI.
Bukan hanya kabar pengunduran diri biasa, tetapi video itu menyertakan sebuah pernyataan keras yang seolah menampar wajah parlemen. Dalam narasi yang beredar, Pasha dikutip mengatakan:
“Saya tidak mau ikut-ikut makan uang haram, lebih baik mundur demi rakyat saya.”
Kalimat ini langsung menyulut emosi publik. Tak butuh waktu lama, video tersebut viral di TikTok, X (dulu Twitter), hingga grup-grup WhatsApp. Banyak netizen menganggap langkah Pasha sebagai bentuk perlawanan moral dari dalam gedung parlemen. Namun, benarkah kabar itu sesuai kenyataan?
Narasi Heroik: “Lebih Baik Mundur Demi Rakyat”
Video viral itu menampilkan potongan gambar Pasha Ungu saat berada di ruang sidang paripurna DPR. Narasinya dibangun dengan dramatis, seolah menempatkan Pasha sebagai sosok pahlawan yang rela meninggalkan jabatan terhormat demi menjaga integritas pribadi.
Kalimat “tidak mau ikut makan uang haram” terdengar seperti tuduhan langsung bahwa praktik korupsi atau penyalahgunaan wewenang sudah menjadi hal biasa di DPR. Narasi ini terasa “sempurna” karena sejalan dengan rasa muak publik terhadap parlemen, terutama di tengah kontroversi yang kerap muncul belakangan ini.
Tak heran, publik menyambutnya dengan gegap gempita. Banyak yang menganggap Pasha adalah satu-satunya wakil rakyat yang berani bersuara lantang dan jujur.
Baca Selengkapnya di : Isu Pasha Ungu Mundur dari DPR karena “Uang Haram”
Fakta: Hoaks yang Disulut Ketidakpercayaan Publik
Namun, setelah ditelusuri lebih jauh, klaim pengunduran diri Pasha Ungu dengan alasan menolak “uang haram” ternyata tidak benar. Hingga artikel ini ditulis, belum ada konfirmasi resmi dari Pasha sendiri, dari Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai partainya, maupun dari pimpinan DPR RI.
Bahkan, tidak ada satu pun media arus utama yang memberitakan soal pengunduran diri tersebut. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa video itu hanyalah konten hoaks yang sengaja dibuat untuk memancing emosi publik.
Kemungkinan besar, konten itu merupakan potongan pernyataan lama Pasha yang dipelintir atau bahkan rekayasa narasi yang ditempelkan pada foto dirinya. Tujuannya jelas: mendulang engagement dengan menunggangi gelombang kemarahan publik terhadap DPR.
Mengapa Publik Mudah Percaya?
Fenomena ini mengungkap satu hal penting: tingkat ketidakpercayaan masyarakat terhadap DPR saat ini sangat rendah. Ketika ada narasi yang memposisikan seorang politisi sebagai “pahlawan moral”, publik dengan cepat menerimanya tanpa verifikasi lebih lanjut.
Bagi banyak orang, video Pasha itu terasa masuk akal karena sesuai dengan apa yang mereka ingin dengar. Dengan kata lain, hoaks tersebut hidupkarena sesuai dengan emosi publik.
Di tengah maraknya kontroversi—mulai dari isu kenaikan tunjangan hingga pernyataan kontroversial anggota dewan—masyarakat haus akan figur yang berani berkata jujur. Sosok Pasha Ungu yang sudah lebih dulu populer sebagai musisi karismatik dianggap cocok untuk mengisi ruang kosong tersebut.
Siapa Sebenarnya Pasha Ungu?
Bagi generasi 2000-an, nama Pasha Ungu identik dengan vokalis band Ungu yang menelurkan banyak lagu hits. Namun, sejak beberapa tahun terakhir, Pasha juga dikenal sebagai figur politik.
Karier politiknya dimulai ketika ia terjun ke dunia pemerintahan daerah sebagai Wakil Wali Kota Palu pada periode 2016–2021. Setelah itu, ia melangkah ke panggung nasional dengan bergabung ke DPR RI melalui Partai Amanat Nasional (PAN).
Sebagai publik figur, Pasha sering menjadi sorotan. Gaya komunikasinya yang terbuka membuat pernyataan-pernyataannya cepat menyebar di media. Hal inilah yang membuat namanya mudah dipakai sebagai “alat” untuk membuat konten viral, termasuk dalam kasus hoaks kali ini.
Dampak Hoaks bagi DPR dan Pasha Ungu
Meski terbukti tidak benar, isu pengunduran diri Pasha Ungu ini tetap memberi dampak besar. Di satu sisi, banyak netizen mengapresiasi “sikap heroik” Pasha, meski faktanya tidak pernah ia ucapkan. Di sisi lain, hal ini menunjukkan betapa rapuhnya citra DPR di mata publik.
Bagi Pasha sendiri, hoaks semacam ini bisa menimbulkan dua dampak. Pertama, ia bisa semakin populer karena dianggap berani, walau hanya berdasarkan cerita palsu. Kedua, ia bisa terkena risiko politik, terutama jika publik merasa kecewa setelah mengetahui bahwa pernyataan itu tidak benar.
Pelajaran dari Kasus Viral Pasha Ungu
Kisah ini menjadi alarm bahwa misinformasi dapat dengan mudah berkembang subur ketika publik kehilangan kepercayaan pada institusi negara. DPR perlu menjadikan kasus ini sebagai bahan introspeksi: mengapa sebuah kabar hoaks bisa lebih dipercaya ketimbang realitas kerja mereka sehari-hari?
Di sisi lain, masyarakat juga diingatkan untuk lebih cermat dalam menyaring informasi. Jangan mudah terpancing oleh narasi yang terlalu sempurna, terutama jika tidak ada konfirmasi resmi.
FAQ seputar Pasha Ungu dan Isu Mundur dari DPR
1. Benarkah Pasha Ungu mundur dari DPR?
Tidak. Hingga kini tidak ada bukti maupun pernyataan resmi bahwa Pasha mengundurkan diri. Video yang beredar adalah hoaks.
2. Dari partai apa Pasha Ungu menjadi anggota DPR?
Pasha adalah politisi Partai Amanat Nasional (PAN).
3. Mengapa isu ini cepat viral?
Karena narasi yang dibangun sesuai dengan sentimen publik yang kecewa terhadap DPR.
4. Apa risiko bagi Pasha akibat hoaks ini?
Popularitasnya bisa meningkat, tapi di sisi lain ia berisiko menghadapi kekecewaan publik jika tidak segera memberikan klarifikasi.
5. Bagaimana cara mengenali hoaks semacam ini?
Selalu cek sumber berita resmi, konfirmasi langsung dari tokoh terkait, dan jangan percaya begitu saja pada video dengan narasi provokatif.
Kesimpulan
Isu viral tentang Pasha Ungu mundur dari DPR karena menolak “uang haram” ternyata hanyalah hoaks yang dibuat untuk memancing emosi publik. Hingga saat ini, tidak ada bukti valid maupun konfirmasi resmi terkait pengunduran diri tersebut.
Meski demikian, fenomena ini memberikan pelajaran berharga. Hoaks bisa dengan mudah menyebar ketika publik sudah kehilangan kepercayaan pada lembaga politik. Sosok Pasha dipilih sebagai “aktor” narasi karena popularitasnya yang besar dan citranya yang dianggap dekat dengan rakyat.
Di tengah derasnya arus informasi, masyarakat diingatkan untuk selalu bijak dalam mengonsumsi berita. Kritik terhadap DPR sah-sah saja, tetapi jangan sampai terjebak pada informasi palsu yang justru memperkeruh keadaan.