Terbaru : MSCI Kedatangan Anggota Baru: Prajogo Pangestu Masuk, Boy Thohir Tergeser dari Indeks Utama 2025

MSCI Kedatangan Anggota Baru: Prajogo Pangestu Masuk, Boy Thohir Tergeser dari Indeks Utama 2025

Hasil Rebalancing MSCI, Ini Saham Indonesia yang Masuk dan Keluar dalam Daftar Indeks

Beritaburung.news/Jakarta 08 Agustus 2025 – Bursa saham Indonesia kembali berguncang setelah pengumuman resmi hasil tinjauan terbaru MSCI (Morgan Stanley Capital International) yang berlaku efektif pada 26 Agustus 2025. Raksasa indeks global ini merombak komposisi saham-saham domestik yang masuk dalam dua kelompok besar: MSCI Global Standard Indexes dan MSCI Small Cap Indexes.

Dalam pembaruan kali ini, terdapat kabar menggembirakan bagi dua emiten papan atas Indonesia, yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) milik konglomerat Prajogo Pangestu, dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang berada di bawah naungan grup Sinarmas. Kedua saham ini resmi masuk ke jajaran penyedia indeks global Standard Indexes, menggantikan posisi sejumlah pemain lama.

Namun, di sisi lain, ada kabar yang cukup mengejutkan. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), perusahaan milik Garibaldi ‘Boy’ Thohir, harus angkat kaki dari indeks utama MSCI. Meski begitu, ADRO tidak sepenuhnya keluar dari radar penyedia indeks global karena sahamnya tetap tercatat dalam kategori Small Cap Indexes.

Baca selengkapnya di : MSCI Kedatangan Anggota Baru

Pembaruan Komposisi MSCI: Siapa Masuk, Siapa Keluar?

Pengumuman MSCI Hari Ini, Saham-saham Berikut Berpotensi Masuk Indeks

Hasil rebalancing yang diumumkan pada Jumat (8/8/2025) menunjukkan dinamika besar dalam daftar konstituen MSCI Global Standard Indexes untuk Indonesia. Berikut perubahannya:

Masuk ke MSCI Global Standard Indexes:

  1. PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) – Emiten energi milik Prajogo Pangestu.
  2. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) – Perusahaan energi dan infrastruktur dari grup Sinarmas.

Keluar dari MSCI Global Standard Indexes:

Rebalancing Saham MSCI, Menilik Kinerja di Indonesia Berbanding Global Sejak 2013

  • PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) – Beralih ke kategori Small Cap Indexes.

Selain ADRO, kategori Small Cap Indexes juga menampung nama-nama seperti PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT MNC Land Tbk (KPIG), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG).

Sementara itu, dua saham harus meninggalkan kategori Small Cap Indexes, yakni PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dan PT Panin Financial Tbk (PNLF).

Dampak ke Pasar Saham: Lonjakan Harga dan Volume Perdagangan

Sehari setelah pengumuman, pasar bereaksi cepat. Berdasarkan data perdagangan RTI Business, dua emiten yang baru masuk penyedia indeks global Standard Indexes mencatat kenaikan harga signifikan pada sesi pembukaan perdagangan hari ini.

  • CUAN melonjak 13,01% ke Rp 1.650 per lembar saham. Volume transaksi mencapai 174,97 juta lembar dengan nilai Rp 299,18 miliar. Lonjakan ini menjadi sinyal positif atas kepercayaan investor terhadap kinerja dan prospek emiten energi tersebut.
  • DSSA juga tak kalah impresif. Sahamnya naik 15,99% atau 10.475 poin menjadi Rp 75.975 per lembar. Volume transaksi DSSA tercatat 1,24 juta lembar dengan nilai mencapai Rp 96,96 miliar.

Kenaikan harga ini mencerminkan optimisme pasar bahwa masuknya saham ke dalam indeks MSCI akan menarik aliran dana segar, khususnya dari investor institusi global yang menjadikan indeks ini sebagai acuan portofolio.

Mengapa Perubahan di MSCI Penting?

Bagi investor global, penyedia indeks global bukan sekadar daftar nama saham. Indeks ini menjadi patokan utama untuk mengukur kinerja pasar modal di berbagai negara. Banyak dana kelolaan besar, seperti exchange-traded funds (ETF) dan reksa dana internasional, menggunakan MSCI sebagai acuan dalam menentukan alokasi investasi.

Masuknya sebuah saham ke dalam penyedia indeks global Standard Indexes sering kali memicu kenaikan permintaan dari investor asing. Sebaliknya, keluarnya saham dari indeks dapat memicu aksi jual karena dana-dana pasif perlu menyesuaikan portofolio mereka agar tetap selaras dengan komposisi indeks.

Faktor di Balik Perubahan Komposisi

Ada beberapa faktor yang memengaruhi keputusan penyedia indeks global dalam memilih atau menghapus saham dari indeks, di antaranya:

  1. Kapitalisasi Pasar – Saham dengan nilai kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi cenderung memiliki peluang lebih besar untuk masuk.
  2. Likuiditas Perdagangan – Volume dan frekuensi transaksi menjadi indikator penting.
  3. Kepatuhan Regulasi dan Transparansi – Emiten yang memenuhi standar tata kelola perusahaan lebih disukai.
  4. Stabilitas Kinerja – Kinerja keuangan yang solid menjadi nilai tambah.

Dalam kasus CUAN dan DSSA, keduanya berhasil menunjukkan pertumbuhan yang kuat di sektor energi, sementara ADRO meskipun tetap berkinerja baik, mengalami penyesuaian kategori yang mungkin dipengaruhi faktor bobot dan kriteria teknis indeks.

Pandangan Analis dan Investor

Sejumlah analis pasar modal menilai bahwa masuknya CUAN dan DSSA ke indeks penyedia indeks global akan membuka peluang lebih besar bagi kedua emiten untuk menarik investor global.

“Efeknya bukan hanya pada harga saham jangka pendek. Dengan masuk ke penyedia indeks global, perusahaan mendapat eksposur global yang bisa memperluas basis investor dan memperbaiki persepsi pasar,” ujar seorang analis senior pasar modal di Jakarta.

Namun, analis juga mengingatkan bahwa euforia ini harus diimbangi dengan kinerja fundamental yang solid agar minat investor tetap terjaga dalam jangka panjang.

FAQ: Perubahan Terbaru MSCI

  1. Apa itu MSCI?
    MSCI adalah lembaga penyedia indeks saham global yang menjadi acuan investor internasional untuk menilai kinerja pasar modal suatu negara.
  2. Apa manfaat masuk ke MSCI bagi emiten?
    Masuknya saham ke indeks penyedia indeks global meningkatkan visibilitas global, menarik investor institusi asing, dan sering kali memicu kenaikan harga saham.
  3. Kapan perubahan ini berlaku?
    Efektif mulai penutupan perdagangan pada 26 Agustus 2025.
  4. Siapa saja emiten Indonesia yang baru masuk ke MSCI Global Standard Indexes kali ini?
    PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA).
  5. Apakah saham yang keluar dari MSCI akan selalu turun?
    Tidak selalu. Dampak keluarnya saham dari MSCI tergantung pada reaksi pasar dan kinerja fundamental perusahaan.

Kesimpulan

Perubahan komposisi MSCI untuk Agustus 2025 menjadi babak baru bagi pasar modal Indonesia. Masuknya CUAN dan DSSA ke MSCI Global Standard Indexes bukan hanya membawa kebanggaan, tetapi juga peluang bagi investor domestik maupun internasional. Sementara itu, keluarnya ADRO dari indeks utama meski tetap bertahan di kategori Small Cap menunjukkan bahwa persaingan di ranah global sangat ketat dan dinamis.

Bagi investor, momen ini menjadi pengingat penting bahwa posisi di indeks global bisa berubah seiring waktu. Strategi investasi harus adaptif, tidak hanya mengandalkan euforia, tetapi juga mempertimbangkan kinerja fundamental perusahaan dalam jangka panjang.

Dengan pasar yang terus bergerak dan kriteria seleksi MSCI yang ketat, perubahan seperti ini akan terus mewarnai dinamika investasi di Indonesia, sekaligus menguji daya saing emiten di panggung global.