Hindia: Suara Generasi Muda yang Tak Pernah Diam 2025
Hindia: Suara Generasi Muda yang Tak Pernah Diam
Beritaburung.news / 18 Juli 2025 – Hindia, Dalam percakapan tentang musik Indonesia modern, satu nama yang terus menggema di antara headphone generasi muda dan lembar opini kritikus musik: Hindia. Sosok di balik nama ini adalah Baskara Putra, musisi yang tak hanya menulis lagu, tetapi juga menulis ulang cara berpikir banyak orang tentang kehidupan, harapan, dan trauma kolektif.
Di tengah derasnya musik pop komersial dan tren viral TikTok, Baskara tampil seperti oase—jujur, tajam, kontemplatif, dan dekat dengan realita anak muda urban. Bukan sekadar musisi, Baskara adalah fenomena sosial yang mengaburkan batas antara seni dan aktivisme emosional.
Awal Perjalanan: Dari .Feast hingga Menjadi Diri Sendiri
Baskara Putra pertama dikenal publik sebagai vokalis band rock alternatif .Feast, yang kerap melontarkan kritik sosial dalam lagu-lagunya seperti Peradaban dan Tarian Penghancur Raya. Namun pada 2018, ia membuka lembaran baru melalui proyek solonya yang diberi nama Hindia, sebuah identitas musik yang lebih personal dan eksperimental.
Nama “Baskara” sendiri dipilih karena ia ingin menyuarakan hal-hal yang sifatnya lebih dalam, reflektif, dan kadang tak nyaman. Identitas ini membawa angin segar dalam dunia musik indie Indonesia.
Album “Menari Dengan Bayangan” (2019): Sebuah Terobosan Emosional
Dirilis pada akhir 2019, album Menari Dengan Bayangan langsung mencuri perhatian. Album ini mengisahkan berbagai lapisan hidup—dari hubungan yang kandas, kecemasan eksistensial, trauma keluarga, hingga perjuangan menemukan jati diri.
Lagu-lagu andalan:
-
Secukupnya – menjadi lagu wajib generasi quarter-life crisis.
-
Evaluasi – menyorot kebiasaan overthinking dan tekanan sosial.
-
Rumah ke Rumah – menyentuh isu keluarga dan identitas.
Album ini berhasil menduduki tangga lagu digital dan memecahkan rekor pemutaran streaming di Spotify Indonesia. Lebih dari itu, Menari Dengan Bayangan memantapkan Baskara sebagai pelantun suara kegelisahan kolektif.
2020–2023: Eksplorasi, Kolaborasi, dan Kehidupan Pribadi
Setelah sukses besar, Hindia tidak lantas berdiam diri. Ia aktif dalam berbagai kolaborasi dengan musisi lintas genre, seperti Sal Priadi, Rara Sekar, Matter Halo, dan Petra Sihombing. Selain itu, Baskara kerap merilis single dan menulis opini sosial melalui media sosialnya.
Beberapa proyek penting:
-
EP bersama Matter Halo (Lagipula Hidup Akan Berakhir).
-
Produksi musik untuk film dokumenter dan proyek teater.
-
Tur dan diskusi publik soal kesehatan mental.
Di sisi lain, Baskara juga berjuang menghadapi ketenaran. Dalam wawancara 2023 bersama Majalah Rolling Stone Indonesia, ia mengaku pernah mengalami burnout dan sempat ingin berhenti bermusik.
“Musik membuatku hidup, tapi juga bisa membuatku hilang. Jadi aku harus belajar bernapas kembali,” ujarnya.
Album Kedua “Lagipula Hidup Akan Berakhir” (2023): Lebih Dalam, Lebih Gelap
Di tahun 2023, Hindia kembali dengan album kedua bertajuk Lagipula Hidup Akan Berakhir. Jika album pertama penuh kesedihan dan pencarian jati diri, album kedua adalah perenungan dewasa—tentang kematian, kesendirian, dan realita keras kehidupan dewasa.
Lagu-lagu seperti Masalah Masa Depan, Janji Palsu, dan Suara yang Kau Tinggalkan menampilkan Hindia dalam versi yang lebih matang, berani mengakui luka tanpa kehilangan harapan.
Album ini tidak hanya sukses di pasar digital, tapi juga menyabet penghargaan Album Terbaik 2023 versi Pop Hari Ini dan Album Alternatif Terfavorit di AMI Awards 2024.
Pandangan Masyarakat: Sosok Musisi, Bukan Sekadar Penyanyi
Berbeda dengan musisi yang fokus pada image, Baskara justru dikenal karena kerentanannya. Ia bicara soal depresi, kehilangan orang tua, dan tekanan hidup—hal-hal yang sering dianggap tabu, namun nyata bagi banyak pendengarnya.
Pendapat Fans:
“Hindia itu kayak teman yang selalu ngerti isi kepala kita. Lagunya bikin kita ngerasa nggak sendirian.” – Nadya, mahasiswa UI.
Pandangan Kritikus:
“Hindia adalah pencerita yang jujur. Ia bukan cuma penyanyi, tapi penggugat sunyi dalam kepala kita.” – Arman Pasha, Kritikus Musik Nasional.
Apa yang Membuat Hindia Begitu Relevan?
-
Lirik yang tajam dan jujur.
Baskara tidak pernah bermain aman dalam menulis lirik. Ia menyentuh hal-hal yang tak banyak musisi mau sampaikan. -
Kecerdasan produksi musik.
Sebagai produser sendiri, Baskara menyusun aransemen yang kaya nuansa namun tetap minimalis. -
Kehadiran sosial yang kuat.
Baskara aktif menyuarakan isu sosial dan lingkungan hidup, menjadikannya bukan hanya musisi, tapi suara perubahan.
Informasi Terbaru 2025: Hindia di Panggung Dunia
Pada Maret 2025, Hindia menjadi musisi Indonesia pertama yang diundang tampil di SXSW Music Festival di Texas, Amerika Serikat. Tampilannya di panggung utama membawa nuansa Asia Tenggara ke telinga global, dan mendapat pujian dari media luar seperti Pitchfork dan NME Asia.
Tak lama setelah itu, ia mengumumkan proyek trilogi musik visual bertajuk “Sesudah Kita Mati”, yang akan dirilis bertahap selama 2025 hingga 2026.
FAQ – Pertanyaan Seputar Hindia
1. Siapa sebenarnya Hindia?
Hindia adalah nama panggung dari Baskara Putra, seorang musisi, penulis lagu, dan produser musik asal Jakarta.
2. Apakah Hindia masih aktif dengan .Feast?
Per 2024, Hindia telah menyatakan hiatus dari .Feast untuk fokus pada proyek solonya.
3. Apa lagu terpopuler Hindia hingga kini?
Secukupnya, Evaluasi, dan Rumah ke Rumah adalah lagu-lagu yang paling banyak diputar dan dikenal luas.
4. Apakah Hindia hanya menyanyikan lagu sedih?
Tidak. Meskipun banyak lagunya bertema reflektif dan gelap, Baskara juga menyuarakan harapan dan optimisme lewat musiknya.
Kesimpulan: Suara yang Menyentuh, Musik yang Mengubah
Di tengah hiruk pikuk musik digital dan konten cepat saji, Baskara hadir sebagai pengingat bahwa musik bisa lebih dari sekadar hiburan. Ia adalah pengobat luka, penggerak hati, dan penyambung rasa. Dengan konsistensi dan keberanian dalam menulis, Baskara Putra lewat Baskara berhasil membangun bukan hanya karier, tapi juga gerakan kultural.
Jika tahun 2019 adalah tahun kelahirannya sebagai solois, maka 2025 adalah tahun Hindia mendunia. Dunia mungkin belum sepenuhnya mengenalnya, tapi mereka yang sudah mendengar, tahu bahwa suara Baskara akan lama bergema.
Hindia bukan hanya nama, ia adalah ruang untuk jujur—tentang hidup, tentang kehilangan, dan tentang menjadi manusia.
Jurnal Musik Indonesia – Di Balik Lirik, Ada Luka yang Dipeluk.