10 Tragedi Mengerikan di Indonesia

10 Tragedi Mengerikan di Indonesia yang Mengguncang Bangsa

Menyelisik Kembali Kronologi Peristiwa 27 Juli yang Mencekam...

Beritaburung.news / 7 Juli 2025   Tragedi Mengerikan, Indonesia adalah negara dengan sejarah panjang, kekayaan budaya, serta berbagai dinamika sosial yang kompleks. Namun, dalam perjalanan sejarahnya, negeri ini juga pernah diguncang oleh peristiwa-peristiwa besar yang menggores luka mendalam. Dari bencana alam hingga insiden kemanusiaan, berikut adalah sepuluh tragedi besar yang pernah terjadi di Indonesia dan meninggalkan jejak sejarah kelam yang sulit dilupakan.


1. Tragedi Tsunami Aceh (2004)

15 Tahun Pasca Gempa dan Tsunami Aceh, Sudahkah Warga Sadar Bencana?

Tragedi Mengerikan Pada tanggal 26 Desember 2004, dunia dikejutkan oleh gempa bumi berkekuatan 9,1 SR yang mengguncang wilayah Samudra Hindia, memicu gelombang tsunami dahsyat yang menghantam pesisir barat Sumatera, terutama Aceh. Dalam waktu singkat, lebih dari 230.000 jiwa tewas di 14 negara, dan Aceh mencatat korban tertinggi dengan sekitar 167.000 jiwa kehilangan nyawa.

Tsunami ini tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik, tetapi juga meninggalkan trauma psikologis mendalam bagi masyarakat. Berbagai negara dan organisasi internasional memberikan bantuan kemanusiaan dalam skala besar. Tragedi ini menjadi titik balik rekonstruksi sosial dan damai di Aceh, yang sebelumnya dilanda konflik bersenjata.


2. Letusan Gunung Tambora (1815)

Saat Gunung Tambora Meletus Dahsyat dan Bikin Dunia Gelap pada April 1815

Gunung Tambora yang terletak di Pulau Sumbawa meletus pada April 1815, menjadi salah satu letusan gunung berapi terdahsyat sepanjang sejarah dunia. Sekitar 71.000 orang diperkirakan tewas, baik secara langsung maupun akibat kelaparan dan penyakit setelah letusan.

Letusan ini memuntahkan abu vulkanik ke atmosfer global dan menyebabkan “tahun tanpa musim panas” pada 1816 di belahan bumi utara, mempengaruhi panen dan cuaca global. Selain menewaskan puluhan ribu jiwa, Tambora mengubah geografi wilayah sekitarnya dan memusnahkan kerajaan lokal seperti Tambora dan Sanggar.


3. Tragedi G30S (1965)

4 Fakta di Balik Sejarah Peristiwa G30S PKI yang Sebenarnya - Indozone  Fadami

Peristiwa Gerakan 30 September atau G30S adalah salah satu titik balik dalam sejarah politik Indonesia. Pada malam tanggal 30 September 1965, tujuh jenderal TNI dibunuh oleh sekelompok militer yang mengaku bagian dari gerakan tersebut.

G30S memicu krisis politik besar yang berujung pada jatuhnya Presiden Soekarno dan naiknya Soeharto ke tampuk kekuasaan. Setelah itu, terjadi pembantaian massal terhadap orang-orang yang diduga terkait Partai Komunis Indonesia (PKI), dengan perkiraan korban mencapai antara 500.000 hingga 1 juta jiwa. Hingga kini, banyak aspek peristiwa ini masih menjadi kontroversi dan perdebatan sejarah.


4. Gempa dan Tsunami Palu (2018)

Sore di Palu dan Donggala: Gempa, Tsunami, dan Likuifaksi

Pada 28 September 2018, gempa bumi berkekuatan 7,5 SR mengguncang Sulawesi Tengah, disusul tsunami besar yang menghantam pesisir Palu dan Donggala. Selain itu, terjadi fenomena likuifaksi tanah yang menenggelamkan pemukiman di Petobo dan Balaroa.

Jumlah korban meninggal dunia tercatat lebih dari 4.300 jiwa, sementara puluhan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal. Tragedi ini menyoroti lemahnya sistem peringatan dini di Indonesia dan memicu reformasi dalam penanganan bencana nasional.


5. Insiden Stadion Kanjuruhan (2022)

KSP: Pemerintah Memastikan Tragedi Kanjuruhan Tidak Terulang

Tragedi terjadi pada 1 Oktober 2022, setelah pertandingan Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang. Kericuhan pecah setelah pertandingan berakhir, dan aparat keamanan menembakkan gas air mata ke tribun penonton.

Akibatnya, terjadi kepanikan massal dan ratusan orang terinjak-injak saat mencoba melarikan diri. Sebanyak 135 orang meninggal dunia, mayoritas karena sesak napas dan luka akibat berdesak-desakan. Insiden ini menjadi salah satu tragedi stadion terburuk dalam sejarah sepak bola dunia dan memicu kecaman global terhadap keamanan stadion di Indonesia.


6. Kecelakaan Pesawat Lion Air JT-610 (2018)

Lion Air JT 610, Kecelakaan Pesawat Terparah di Indonesia Sejak 1997

Pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober 2018. Pesawat itu lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Pangkal Pinang, namun jatuh hanya 13 menit setelah mengudara.

Sebanyak 189 orang di dalam pesawat tewas tanpa ada yang selamat. Investigasi menunjukkan masalah pada sistem MCAS (Manoeuvring Characteristics Augmentation System) yang mengarah ke kecelakaan. Peristiwa ini mengakibatkan larangan terbang terhadap seluruh armada 737 MAX di berbagai negara dan memicu krisis kepercayaan terhadap Boeing.


7. Tragedi Mei 1998

tragedi mei 1998 – Kompaspedia

Kerusuhan besar terjadi di Jakarta dan berbagai kota besar lainnya pada bulan Mei 1998, dipicu oleh krisis moneter dan ketidakpuasan terhadap pemerintahan Orde Baru. Aksi protes mahasiswa berubah menjadi kerusuhan yang melibatkan pembakaran, penjarahan, dan kekerasan terhadap etnis Tionghoa.

Lebih dari 1.000 orang meninggal, sebagian besar dalam kebakaran mal dan rumah toko. Selain itu, terjadi pelanggaran HAM berat termasuk kekerasan seksual terhadap perempuan Tionghoa. Tragedi ini menjadi pemicu reformasi besar-besaran yang mengakhiri pemerintahan Presiden Soeharto selama 32 tahun.


8. Letusan Gunung Krakatau (1883)

Akhir Agustus 1883, Letusan Gunung Krakatau Gelapkan Dunia Selama 2 Hari

Salah satu letusan gunung berapi paling legendaris sepanjang masa terjadi pada 27 Agustus 1883 ketika Gunung Krakatau meletus dahsyat. Ledakan ini terdengar hingga ribuan kilometer, bahkan di Perth dan Rodrigues, Afrika.

Letusan menyebabkan tsunami besar yang menewaskan lebih dari 36.000 orang di wilayah pesisir Selat Sunda. Abu vulkanik menyebar ke seluruh dunia, menyebabkan perubahan iklim global dan membuat suhu bumi menurun. Pulau Krakatau hancur, namun dari kawahnya kemudian muncul anak gunung bernama Anak Krakatau.


9. Bencana Lumpur Lapindo (2006)

Banjir lumpur panas Sidoarjo - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia  bebas

Pada Mei 2006, semburan lumpur panas mulai muncul di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur, akibat pengeboran gas bumi oleh PT Lapindo Brantas. Semburan tersebut tak terbendung dan terus meluas hingga menenggelamkan belasan desa, sekolah, tempat ibadah, serta jalur transportasi.

Lebih dari 60.000 jiwa terdampak dan kehilangan tempat tinggal. Meski bukan bencana alam murni, kejadian ini menimbulkan kerugian ekonomi besar dan krisis lingkungan yang belum sepenuhnya tertangani hingga kini. Lumpur Lapindo menjadi simbol gagalnya pengawasan industri ekstraktif di Indonesia.


10. Kebakaran Hutan Kalimantan dan Sumatera (2015–sekarang)

Greenpeace: 4,4 Juta Hektar Lahan Terbakar dalam Karhutla 2015-2019

Setiap tahun, Indonesia menghadapi kebakaran hutan dan lahan gambut, terutama di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Puncaknya terjadi pada tahun 2015, saat kabut asap pekat menyelimuti wilayah Asia Tenggara dan menyebabkan puluhan ribu orang mengalami infeksi saluran pernapasan.

Dampak dari kebakaran ini sangat luas: penerbangan terganggu, sekolah diliburkan, ekonomi lumpuh, dan ekosistem hancur. Meski tragedi ini terus berulang, penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran masih lemah. Kebakaran hutan juga menimbulkan kerugian ekologis yang sulit dipulihkan dalam jangka pendek.


Fakta-Fakta Menarik

  • Tragedi seperti tsunami dan letusan gunung berapi menempatkan Indonesia dalam peringkat negara dengan risiko bencana tertinggi di dunia.

  • Banyak insiden besar terjadi karena kelalaian manusia, seperti kebakaran stadion atau lumpur Lapindo.

  • Tragedi politik seperti G30S dan Mei 1998 memperlihatkan dampak krisis kekuasaan terhadap stabilitas nasional.


FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Mengapa Indonesia sering mengalami tragedi besar?

Indonesia terletak di wilayah Cincin Api Pasifik dan memiliki banyak gunung berapi aktif serta lempeng tektonik yang bertabrakan, menjadikannya rawan bencana alam. Selain itu, lemahnya pengawasan dan penegakan hukum memperburuk dampak dari bencana buatan manusia.

2. Apakah semua tragedi tersebut sudah mendapatkan keadilan bagi para korban?

Tidak semua. Banyak korban tragedi politik seperti G30S atau Mei 1998 belum mendapatkan pengakuan dan kompensasi layak. Kasus seperti Lapindo dan Kanjuruhan pun masih menyisakan pertanyaan mengenai tanggung jawab pihak berwenang.

3. Apa yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah tragedi serupa?

Peningkatan kesadaran akan mitigasi bencana, partisipasi aktif dalam pengawasan kebijakan pemerintah, serta menuntut akuntabilitas dari pelaku atau pihak yang lalai sangat penting untuk mencegah peristiwa serupa.

4. Bagaimana media memainkan peran dalam peliputan tragedi?

Media memiliki peran vital dalam menyampaikan fakta, namun harus dilakukan secara etis agar tidak menambah penderitaan korban atau menjadi alat propaganda. Peliputan yang adil dan berimbang sangat dibutuhkan.


Kesimpulan

10 Tragedi yang melanda Indonesia, baik yang bersifat alami maupun buatan manusia, merupakan bagian dari sejarah pahit bangsa ini. Setiap insiden membawa pelajaran penting mengenai pentingnya kewaspadaan, tanggung jawab, dan solidaritas sosial. Meski luka itu menyakitkan, mengenangnya bukan sekadar membuka luka lama, tetapi menjadi alarm untuk tidak mengulang kesalahan yang sama.

Sebagai bangsa, kita dituntut untuk lebih peduli terhadap penanganan bencana, menghormati hak asasi manusia, serta memastikan keadilan bagi semua korban. Sebab, dari tragedi-lah kita belajar untuk menjadi bangsa yang lebih tangguh dan beradab.