Dikenal Kejam, Begini 5 Mitos Bangsa Viking & Penjelasannya
Dikenal Kejam, Begini 5 Mitos Bangsa Viking & Penjelasannya
Bangsa Viking konon minum dari tengkorak
BERITA BURUNG Bila membahas tentang Bangsa Viking, kiranya ada banyak mitos dan kesalahpahaman yang selama ini menyelimutinya. Apalagi, saat legenda tersebut lahir setelah serbuan pertama mereka di Kepulauan Inggris pada akhir abad kedelapan.
Di mana sejak saat itu, bangsa Viking telah memikat imajinasi banyak orang dan menginspirasi pembuatan opera, film, novel, komik, bahkan video game, yang melanggengkan mitos-mitos tentang mereka. Bahkan, melansir dari National Geographic ada beberapa mitos mengenai ritual menyeramkan hingga perlakuan tidak manusiawi Bangsa Viking.
Lantas, jika hal tersebut hanyalah sebuah mitos adakah penjelasan yang memperkuat anggapan tersebut? Informasi lengkapnya, simak dalam artikel berikut ini, Bela.
1. Tersiar mitos bahwa bangsa Viking sangat kejam
Kalau melihat pendapat para ahli, mereka berpendapat bahwa kekerasan mewabah di masa itu. Joanne Shortt Butler dari University of Cambridge menyebut kekejaman Viking tidak berbeda dengan hal-hal yang terjadi saat itu.
Bahkan, ada anggapan kalau mereka tidak lebih brutal dari bangsa atau suku lain. Butler mengatakan bahwa pembunuhan, pembakaran, dan penjarahan adalah kejadian yang sering ditemui setiap hari.
2. Munculnya mitos Viking minum dari tengkorak
Mencuatnya kisah-kisah tentang kekejaman para perampok Skandinavia, memungkinkan orang-orang Viking diberi beberapa kebiasaan tercela seperti kebiasaan minum dari tengkorak musuh mereka. Kesalahpahaman populer ini, berasal dari terjemahan yang tidak akurat yang dilakukan Ole Worm, dokter istana di Denmark pada abad ke-17, yang juga seorang ahli bahasa yang sangat menyukai runestones, batu-batu besar bertuliskan rune (alfabet Jermanik dan Norse).
Pada tahun 1636, Worm menerbitkan penelitian tentang rune, mengutip puisi Nordik yang protagonisnya mengklaim dia akan minum ale di Valhalla, surga bagi prajurit Norse yang terbunuh secara mitis, dari cabang tengkorak yang melengkung. Penyair itu mengacu pada cabang yang tumbuh dari tengkorak binatang, yaitu tanduk. Tetapi, dokter itu menerjemahkan kalimat tersebut ke dalam bahasa Latin sebagai ‘ex craniis eorum quos ceciderunt’, yang artinya dari tengkorak orang-orang yang mereka bunuh.
3. Mitos Viking suka menyiksa korbannya dalam ritual ‘blood eagle’
Bila mendengar cerita soal perampok Nordik, kiranya kerap dikaitkan dengan kebiasaan menyeramkan. Di antaranya yang paling tersohor adalah mereka meninggalkan tanda “elang darah” pada korban yang masih hidup.
Dalam ritualnya, tulang rusuk disingkapkan dan dipotong dari tulang belakang, lalu dijulurkan. Lalu, bagian paru-paru diekstraksi dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga menyerupai sayap. Bahkan, beberapa orang percaya tubuh dapat terbang ke Odin, dewa utama dalam mitologi Nordik.
Karena referensi pertama dalam ayat skaldik, ini bisa menjadi kasus lain dari lisensi puitis yang ditafsirkan oleh orang yang terlalu harfiah, kata Eleanor Rosamund Barraclough, profesor sejarah abad pertengahan di Durham University. Roberta Frank dari Universitas Yale telah lama mempertanyakan kebenaran ritual tersebut.
Ia mengatakan, lrosedur elang darah bervariasi dari teks ke teks, menjadi lebih seram, dan memakan waktu setiap abad. Baru-baru ini, para ilmuwan dari University of Iceland dan England’s Keele University menganalisis apakah mungkin melakukan “bloody eagle” pada korban hidup.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam Speculum: A Journal of Medieval Studies, mereka menyimpulkan bahwa meskipun secara anatomi memungkinkan untuk melakukan praktik ini dengan alat yang tersedia pada saat itu. Di mana korban akan meninggal karena kehilangan darah atau sesak napas pada tahap awal ritual.
Eksekusi lengkap elang berdarah hanya bisa dilakukan pada mayat. Sampai para arkeolog menemukan mayat yang memiliki bukti jelas bahwa hal ini pernah terjadi, para ahli belum bisa memastikannya.
4. Adanya mitos Viking memakai helm bertanduk
Kemunculan beberapa mitos dapat dikaitkan dengan pengetahuan, termasuk mengenai helm bertanduk. Satu-satunya helm zaman Viking yang pernah ditemukan, helm Gjermundbu yang digali di Ringerike, Norwegia.
Helm tersebut memiliki kemiripan dengan topeng Batman, tanpa telinga runcing dan juga tidak ada tanduk. Dalam representasi era Viking, prajurit tampil tanpa penutup kepala atau mengenakan helm sederhana yang mungkin terbuat dari besi.
Meski beberapa karakter bertanduk muncul dalam seni Nordik, seperti di permadani Oseberg, mereka biasanya mewakili dewa atau monster. Hiasan kepala tidak hanya ketinggalan zaman setidaknya satu abad sebelum munculnya Viking, tetapi juga mungkin dipakai hanya untuk tujuan seremonial oleh para pendeta Norse dan Jerman.
5. Mitos soal Viking yang tinggi dan berambut pirang
Sebagian orang beranggapan kalau Bangsa Viking menampilkan gambaran seorang pria tegap, berambut pirang, dan bermata biru. Namun, Lise Lock Harvig dari University of Copenhagen memiliki pendapat yang berbeda.
Ia menyimpulkan dari studi DNA kerangka di makam abad pertengahan, bahwa orang-orang di era tersebut memiliki perpaduan warna rambut pirang, merah, dan cokelat. Bangsa Viking tidak hanya keturunan Skandinavia. Jadi, seperti halnya warna rambut, iris mata mereka juga beragam.
Demikianlah, 5 mitos Bangsa Viking yang dikenal mempunyai ritual menyeramkan dan perilaku yang kejam. Adakah mitos lain yang kamu denger sebelumnya? Tulis lewat kolom komentar, Bela.