Kelompok Puisi Patah Hati yang Sentuh Hati 2023
Kelompok Puisi Patah Hati yang Sentuh Hati
Puisi Patah Hati Siap sayang terus satu paket dengan siap putus asa. Tiap orang selalu ingin perjalanan cintanya berjalan manis serta lancar-lancar saja. Gak ada seseorang juga yang mengharap akan tidak berhasil serta selanjutnya alami putus asa. Kamu butuh memahami kalau patah semangat sebagai satu diantara kemungkinan yang wajib siap kamu menghadapi saat kasmaran. Meskipun hati jadi bersusah-hati dan pemikiran juga menjadi gak tentu kamu harus selalu terima dan menempuh semuanya dengan hati yang lega sebagai sisi dari perjanlanan move on.
Puisi Patah Hati Jiwai lebih dalam hati sakit hati yang bersarang di dadamu hingga kemudian hati sakit itu tidak akan kamu rasai dengan Puisi Patah Hati asa tersebut ini. Siapa yang tahu menjadi lebih lega karena hatimu menjadi tersalurkan, kan?
Supaya Langit yang Memutus
Hangatnya perapian malam
Memperingatkanku akan hangatnya dekapanmu
Kesejukan sungai kebahagiaan
Bagaikan memandang senyumanmu
Damainya jiwaku
Di mana belas kasih itu?
Bersamamu seperti mimpi semu
Cuma dapat merasai abadinya duka
Dalam hati disimpan banyak doa
Kau katakan kita nyata dapat
Dapat sama sama menyintai
Bersama hingga tua
Berpadu sampai mati
Kau ngomong memperbanyak doa dan asa
Cita-cita kita jelas kan terjadi
Akan tetapi apakah yang berlangsung saat ini?
Biarkanlah langit yang memutus
Satu hasrat
Cinta kita jangan sempat berbeda
Hati kita masih bersatu
Membuat berbahagia bersama
Gak sesederhana yang kita kira
Bagaimana mesti ku stop air mata?
Keinginan kita cuma hanya dalam mimpi
Biarkan langit yang putuskan
Perihal akhir narasi cinta kita
—Anonim Puisi Patah Hati
Di Ujung Kata-Kata
Kompletlah udah sepi ini menyekap sendiriku
Terkulai dikunyah nelangsa yang berkobar-kobar
Telusuri jalanan sepi
Bersimbah angan tanpa maksud
Dalam derap gerimis yang tinggi hati menohok
Terlena parasmu menyelinap terus-menerus
Bawa tebaris kata berbahagia yang menenggelamkan nurani
Di atas pengharapan tidak selesai
Perihal kangen lusuh
Mengenai cinta kebuang
Mengambil satu namamu pada kekecewaan
Risau was-was, air mata, dan lara
Apa masih sedikit ada senyuman darimu
Di batasan penantianku yang sekarang tambah terbata
Kalau masih tetap ada area di hatimu
Bagiku, sedikit saja, tolong bercakaplah
Pada tanah menghampar
Pada beberapa pohon teduh
Dan angin yang mengganggu keangkuhan
Paling tidak agar ada tandanya yang dapat kubaca serta kuraba
Tak boleh sampai sepi yang ada
Tak boleh sampai semu yang membeku
Karena saya terus jalan menujumu
—Anonim Puisi Patah Hati
Impian Kosong
Coba tuk ada di tengah kepungan badai halangan
Letih dalam ambil langkah memegang cinta gak berbalas
Warna pelangi cuman semu yang dirasa
Lenyap kesalip awan-awan biru yang menderu-deru
Melupakan seluruh masa lalu dan janji-janji hati
Ketetapan udah diberi
Akan tetapi pembelotan jadi jawaban
Cinta sejati sekarang udah ternoda
Hampa berasa sunyi di jiwa
Menunggu keinginan lepaskan waktu-waktu gelap
Ambil langkah maju tuju suatu keinginan
Cinta sejati udah jauh serta pergi
Berakhir pilu ditelan oleh si waktu
—Anonim Puisi Patah Hati.
Di Taman Kota
Puisi Patah Hati Tiang lampu dipinggiran jalan menyoroti kita yang di bawah temaram. Didampingi rembulan wujud pisang, kita jalan bersisian. Saya, menenteng keranjang isi pisang pemberianmu. Kamu komplet menggendong janji, makan malam dalam rumah makan punya pamanmu. Saya dengan terusan putih selutut bercak-bercak hitam seirama betul dengan pakaian satin putih polos punyamu. Kita berdua duduk sama sama menghadap.
Lilin yang terpasang ditengah-tengah meja bulat komplet dengan tatakannya, hampir romantis. Ubi jalar yang dimasak diatur kesamping serupa pagar. Makanan pembuka, katamu. Oseng daun pepaya muda bertabur bawang merah goreng dimasukkan di atas tungku kecil. Bukan menu penting, katamu. Di mana kamu menyembunyikan nasi ayam lada hitam hobyku? Dari sana, katamu. Bukan itu! Saya tak pesan wanita gemulai yang gunakan gaun berbelahan dada rendah berhiaskan renda. Merengkuhmu manja. Saya stop benar dihitam matamu. Kita ini apa?
—Anonim Puisi Patah Hati
Mimpi yang Raib
Di bawah bentangan gelap luas yang bertabur bintang
Saya memandang satu bintang yang sangat jelas
Saya melihatnya dengan penuh angan-angan
Seakan itu kau
Yang sekarang jauh seperti raib..
Sekian lama ini
Saya coba tuk selalu memahami hatiku
Tapi nyatanya seluruhnya masih semu ku merasai
Nama yang terukir dalam karang hatiku
Saat ini seperti tergerus
Oleh ombak yang menghajar..
Saya dan suntukku, bersama membisu
Terlampau jauh buat mendapat bintang yang ku lihat
Saya serta senyumanku
Ikuti diam termenung
Tapi terwujud sebuah mimpi
Yang lenyap cuman dalam sesaat
Suara Hati
Di waktu terpikirkan perihal ia
Yang tidak tahu ada pada mana
Kadang-kadang hati teriak dengan kehampaannya
Cari serta menanti hati cintanya
Ku menangis tiada air mata
Ku teriak tanpa nada
Cuman rasakan sakitnya hati
Demikian menderita menanti yang di kelak
Demikian berat melepas rasa ini
Yang udah merasuk dalam hati
Barangkali apabila saya kelak mati
Sesalku bakal langgeng
Bakalkah penantian ini berbuntut berbahagia
Atau barangkali cuma harapan semata-mata
Namun hatiku kan selalu teguh menghadangnya
Meski pada akhirnya cuma membikin cedera
—Anonim Puisi Patah Hati
Di Kota Tua
Becak yang berderet. Angkutan publik yang bergerak linear. Bis kota yang menderu, berasap. Suara dari bibirmu Sayang, mengharap-harap wanita dengan muka ayu yang rajin mengecat kuku serta mandi susu, samar-samar kemarin. Di atas jembatan, lampu sorot kekuningan, itulah! Kalian berdua. Sang wanita menggandeng lenganmu mesra, Sayang, itu bukan saya.
Saya awalnya tidak pernah saksikan langit lebih rendah dari ini. Hitam. Waktu, jam ditangan berputar-putar undur. Saksikan serta cermati. Hujan. Pria menggunakan kacamata yang punyai hati lebih luas dari lapangan pecutan kuda, berlarian, bersisian dengan saya tentu. Sama tidak mau dihujam air. Sayang, beberapa buku cetakan pertama-kali yang kau mencari, tidakkah telah tidak menarik? Itulah! Cetakan kesekian dari bukumu yang paling monumental, hidupmu, disunting oleh Sang wanita yang membawa payung merah. Barusan keluar. Makin hidup, lebih cocok, hingga sampai kacamatamu tidak sebelumnya sempat kembali menurun. Sayang, saya selalu menangis.
Melihatmu ketawa hingga matamu tinggal segaris atau mendengarmu mengorok dengan kepala yang menumpang dipundak sang wanita, saya ingin. Saya benar-benar mau. Kembali kembali Sayang, seperti bebunyian yang terus kau dengar pada saat dihalte bis saya akan menjelma jadi itu. Bernada makin lebih besar, bisa saja kau gak saksikan. Lewat tulisan ini, bisa saja kau tidak dengar. Dari wanita yang cintanya tidak habis-habis, sebab cintanya sangat.
—Anonim Puisi Patah Hati
Cinta yang Pergi
Mengambil langkah jauh dalam tiap masa lalu
Tenggelam dalam lautan rasa sedih
Kasih yang pergi tidak akan kemungkinan kembali
Lenyap ikut, hampa, gak bertepi
Penderitaan bertambah berasa
Keluh-kesah jiwa lagi membara
Teraniaya oleh cidera hati
Di atas pembelotan cinta di depan mata
Pergi menjauh, teruka oleh cinta
Kebingungan pastikan arah serta arah
Cuma keterasingan yang setia temani
Terbang dalam lamunan
Anganku terbang melayang-layang
Kembali mengenang sebuah pembelotan
Di atas janji-janji manis kehalusan
—Anonim Puisi Patah Hati
Bersedih yang Sangat
Di ujung hariku ini
Gak dapat juga kutulis benar
Rangkuman mengenai perbuatanmu
Karena begitu dalamnya kau lenyap
Dalam lautan kemuna’anmu
Kau dukung tinggi rasa egomu
Untuk suatu kepuasan
Gak kutemukan kebenaran itu
Waktu kau datang dalam semu
Sampai kasa dimataku
Lagi yang disimpan cuman cedera
Barangkali saya suatu karang yang cuma diam
Waktu kau jadi ombak menerjangku tidak henti
Dan egomu, pula seluruh yang kau melakukan
Membunuhku perlahan-lahan
—Imam Zenit Puisi Patah Hati
Kangen
Kelompok Puisi Patah Hati yang Sentuh Hati
Merenda suatu tali kasih
Kusimpul jadi satu hati
Lukisan jiwa yang cedera
Ibarat langit mengeluh sendu
Saat bias cinta lenyap
Sakit itu juga ada tiada minta izin
Rembulan tidak tersisa senyuman
Bersama malam, kudekap lirih makna kangen
Ketersendirian
—Kahlil Gibran Puisi Patah Hati
Terbenam
Saya sendu dengan sangka yang bagus memuji bakal dunia
Cidera yang mengukir
Cedera yang demikian menyerang
Cidera yang menikam jantungku
Tetapi tidak ada yang mengetahui jika saya sedih dalam narasi
Hingga untuk berpikiran perihal cinta
Dengan hati bukan mata merasai cinta
Buat kehabisan akal sehat
Dan untuk membikin saya terbenam
Terbenam dalam rasa sedih
Terbenam dalam kedukaan dan kerusakan
Dengan semua janji-janji busukmu
Dengan seluruh janji-janji palsumu
Membuat sayap ini patah serta mati
Saya menangis meratap takdir
Merasai seperti dunia ini tidak berarti kembali
Dan saat ini cuma rasa sedih, kejengkelan yang temaniku
Cinta ini benar-benar saya tidak memahami
—Dodi Puisi Patah Hati
Surat Paling akhir
Saya menyukaimu, seperti angin menyukai bunga
Seperti hujan menyintai pelangi
Tapi yang ku terima semata-mata duri tajam mu
Tapi nyata-nyatanya kau berbahagia waktu ku pergi
Jujur saja ku mengharap kau mengetahui
Tetapi makin ku mengenalmu saya tahu bakal susah buat mu dapat menyintaiku
Saya tidak mempunyai suatu hal yang patut
Yang dapat bikin kamu menyaksikan ku
Oke saya pergi
Bukan ku letih, bukanku berserah
Apabila jauh dariku buat kamu berbahagia
Saya mengharap bakal ada satu orang yang menyukaimu melewati ku
Dan ku mengharapkan kau gak percumakannya sama dengan kau membuangku
Saya begitu kangen bagaimana saya usaha berada di hati kecilmu
Meskipun nyatanya tidak ada tempat sisa bagiku disitu
Oke saya pergi, maafkan bila ku menghancurkan hidupmu
Ini yang paling akhir yang dapat ku beri
Semata-mata ku cuman ingin lihat kau tersenyum
Ku mengharap kan ada satu orang yang mengontrolmu yang mencintaimu melewatiku
Jika kelak hatimu terbuka..
Hadirlah padaku, bawakan saya keinginan yang ku menunda
Ini yang paling akhir yang dapat ku memperlihatkan, saya mengasihimu
—Anonim Puisi Patah Hati
Melepaskan Cinta Sejati
Kelompok Puisi Patah Hati yang Sentuh Hati
Cinta cuman cinta
Ia hadir serta pergi sesenang hati
Berbahagia dalam kebersama-samaan
Berduka dalam perpisahan
Cinta yang pergi hati yang sedih
Terlarut dalam kisah lalu pribadi yang ditinggal
Pemilik hati sudah jauh pergi
Tersisa kisah lalu cantik
Meninggalkan kekosongan hati
Ke mana hati ini ambil langkah
Saat cinta sejati sudah pergi
Ke mana mesti kucari kembali
Waktu gelap terus menghantui
Lautan gak berbuntut
Langit gak terjamah
Yang udah pergi tidak akan sebelumnya pernah kembali
Masa lalu cinta sejati akan selalu abadi kekal
—Anonim Puisi Patah Hati
Masih sendu dan patah semangat? Tidak apapun, seluruh memang dibutuhkan proses. Namun, kamu harus ingat bila rasa sedih yang terlalu lama itu tidak baik. Kamu harus mengikhlaskan semuanya serta bergeser move on. Beberapa hari berbahagia udah menantimu di muka sana. Yakinkan, orang yang bagus akan kamu dapatkan serta menjadi punyamu pada waktu yang cocok kelak.
Itu dia himpunan Puisi Patah Hati yang sentuh dan buat berduka. Mudah-mudahan berguna Berita Burung