Salah Satu Pendiri terangkan Prinsip Self-Driving Tesla Cuman Omong Kosong Elon Musk Pada 2023
Salah Satu Pendiri terangkan Prinsip Self-Driving Tesla Cuman Omong Kosong Elon Musk
BERITA BURUNG – Self-Driving Satu diantara eks pendiri Tesla, Martin Eberhard gak setuju perihal prinsip self-driving yang digembar-gemborkan Elon Musk. Dalam suatu interview yang dilansir dari GizChina, Senin (20/2), dia beranggapan yang bernama mobil mesti dikemudikan, bukan autopilot.
“Apa yang saya pengin orang pikir ialah membikin mobil yang dapat dikemudikan orang,” ujarnya Martin.
Martin mungkin satu diantaranya pendiri sekalian CEO Tesla yang sakit hati karena sebab digulingkan Elon Musk di 2007. Selesai demikian lama, keliatannya sakit hati itu tinggal. Bahkan juga tak main-main dia menjelaskan apa yang bahwasanya terjadi kala itu.
Secara terbuka, Martin mengatakan peningkatan fitur lunak self-driving buat kendaraan listrik yakni hal yang sekurang-kurangnya jadi perhatiannya saat bekerja dari sana.
“Sehingga ingat, seluruhnya omong kosong, Autopilot ini tak ada saat saya dari sana,” tukasnya.
Menurut dia, itu memerlukan bujet yang lebih besar ketimbang budget yang dipunyainya waktu itu. Saat Martin tinggalkan Tesla di tahun 2007, perusahaan itu belum mengeluarkan mobil pertama kalinya.
Tesla lagi meningkatkan Roadster, suatu mobil sport kecil berdasar Lotus Elise. Lotus Elise yakni mobil convertible dua tempat duduk yang kali pertama dijual di tahun 1996 oleh Lotus Motors UK.
Walaupun demikian, Martin tidak mempersoalkan struktur bertujuan keselamatan seperti feature kontribusi penyetir, tetapi bukan autopilot. Ia menuturkan Musk nampaknya diribetkan dengan mobil self-driving serta mengidentifikasinya sebagai satu diantaranya kegelisahan paling besarnya terkait Tesla di bawah Elon.
Bertahun-tahun, Elon udah janji kalau Tesla bakal mengeluarkan mobil self-driving semuanya di jalan raya. Tahun kemarin, miliarder itu berkata prosedur Autopilot. Beberapa hari ini, Tesla populer sebab inovasi fitur lunak jarak jauhnya. Elon saat itu menyampaikan jika Tesla merupakan perusahaan fitur lunak sekalian perusahaan piranti keras. Namun Martin tak sepakat dengan cara pendekatan ini.
Martin miliki argumen masuk akal. Menurutnya, tidak boleh imbangi produsen mobil dengan HP laiknya iPhone.
“Itu tidak sama. Saya miliki iPhone dan tiap saat saya mendapati perbaikan fitur lunak, ada terus bug. Bug ini bermakna bahaya. Contohnya, pemberitahuan di iPhone tidak ada, ini bukanlah persoalan besar karenanya cuman masalah pada iPhone. Tapi apabila bug sesuai ini tampil di piranti lunak kontrol mobil, umpamanya rem atau kemudi, itu malahan akan membunuh Anda,” jelas ia.