7 Bencana Alam Banjir Besar di Tahun 2025
7 Bencana Alam Banjir Besar di Tahun 2025: Realita Baru yang Harus Kita Hadapi

Beritaburung.news / 30 Juni 2025 Bencana Alam Banjir Tahun 2025 menjadi salah satu tahun yang penuh ujian bagi banyak negara. Salah satu ujian terbesarnya datang dari banjir yang melanda berbagai wilayah di dunia, termasuk Indonesia. Perubahan iklim global, curah hujan ekstrem, dan pengelolaan lingkungan yang buruk menjadi pemicu utama dari berbagai kejadian Bencana Alam Banjir yang merugikan.
Berikut ini adalah tujuh Bencana Alam Banji paling besar dan berdampak luas yang terjadi pada tahun 2025.
1. Banjir Jakarta – Februari 2025
Ibukota Indonesia kembali digenangi air dalam skala besar pada awal Februari 2025. Hujan deras selama tiga hari berturut-turut menyebabkan sungai Ciliwung meluap. Lebih dari 70.000 orang terdampak, 30.000 di antaranya harus mengungsi.
Dinas Penanggulangan Bencana menyebut bahwa Bencana Alam Banjir ini merupakan salah satu yang terparah dalam lima tahun terakhir. Kawasan seperti Kalibata, Pluit, dan Kampung Melayu terendam hingga 2 meter.
2. Banjir Semarang – Maret 2025
Kota Semarang mengalami Bencana Alam Banjir besar pada Maret 2025 akibat kombinasi rob dan hujan lebat. Bandara Ahmad Yani bahkan sempat lumpuh selama dua hari. Sekitar 50 sekolah diliburkan dan aktivitas ekonomi turun drastis.
Pakar lingkungan menyebut bahwa tanggul laut buatan yang belum rampung turut memperparah situasi. Pemerintah daerah akhirnya mempercepat pembangunan tanggul tambahan sebagai solusi jangka panjang.
3. Banjir di Medan – April 2025
Lebih dari 10 juta jiwa terdampak oleh Bencana Alam Banjir yang terjadi di Medan. Sungai-sungai besar meluap akibat hujan deras yang tiba lebih awal.
Banjir ini juga menimbulkan krisis pangan dan kesehatan di beberapa wilayah pedesaan. WHO menyebutnya sebagai krisis kemanusiaan yang harus ditangani segera. Organisasi internasional pun turun tangan memberikan bantuan logistik dan medis.
4. Banjir Bandang di Sulawesi Selatan – Mei 2025
Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, diterjang Bencana Alam Banjir bandang yang menghanyutkan rumah, jembatan, dan kendaraan. Hujan ekstrem selama seminggu menjadi penyebab utama.
Lebih dari 40 orang meninggal dunia dan ratusan luka-luka. Banyak masyarakat kehilangan tempat tinggal dan harus menetap di pos pengungsian darurat. Pemerintah pusat menetapkan status darurat bencana dan mengalokasikan anggaran tanggap darurat.
5. Banjir di Kendari – Juni 2025
Wilayah Kendari , mengalami Bencana Alam Banjir setelah badai tropis menghantam daratan. Curah hujan mencapai 400 mm dalam dua hari.
Banjir ini menyebabkan kerugian dan memaksa lebih dari 20.000 warga untuk mengungsi. Pemerintah Kendari mengeluarkan peringatan darurat dan melakukan evakuasi massal.
6. Banjir di Eropa Tengah – Juni 2025
Polandia, Jerman, dan Republik Ceko mengalami Bencana Alam Banjir akibat naiknya permukaan sungai Danube dan Elbe. Salju yang mencair cepat ditambah hujan deras menjadi penyebab utama.
Transportasi umum lumpuh dan jalur rel terganggu. Pemerintah Uni Eropa mengaktifkan sistem bantuan cepat dan mengerahkan pasukan sipil untuk mengevakuasi warga.
7. Banjir Papua – Juli 2025
Papua, Indonesia, tidak luput dari Bencana Alam Banjir . Wilayah Sentani kembali dilanda banjir bandang yang membawa material lumpur dan kayu besar dari gunung di sekitarnya.
Setidaknya 15 orang meninggal dunia dan lebih dari 10.000 warga mengungsi. Akses ke daerah tersebut sangat sulit karena jalan utama tertutup lumpur. Pemerintah menggunakan pesawat kecil dan helikopter untuk menyalurkan bantuan.
Apa Penyebab Banyaknya Banjir Tahun Ini?
Peningkatan intensitas Bencana Alam Banjir di 2025 dipengaruhi oleh:
-
Perubahan iklim global
-
Peningkatan suhu laut
-
Deforestasi dan kerusakan hutan
-
Urbanisasi tanpa perencanaan drainase yang baik
-
Kegagalan sistem pengendalian banjir seperti tanggul dan bendungan
FAQ Tentang Bencana Alam Banjir 2025
Q: Apakah banjir di tahun 2025 lebih parah dari tahun sebelumnya?
A: Ya, secara statistik, volume curah hujan dan luas wilayah terdampak meningkat dibandingkan 2024.
Q: Apakah hanya Indonesia yang mengalami banjir besar tahun ini?
A: Tidak. Banjir besar terjadi di banyak negara, termasuk Bangladesh, Australia, dan negara-negara Eropa.
Q: Apa solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir?
A: Solusi jangka panjang mencakup reboisasi, pembangunan sistem drainase modern, dan peningkatan kapasitas bendungan.
Q: Bagaimana masyarakat bisa berkontribusi?
A: Dengan tidak membuang sampah sembarangan, ikut menjaga lingkungan, dan mendukung kebijakan ramah iklim.
Kesimpulan
Bencana Alam Banjir di tahun 2025 bukan sekadar bencana tahunan, tapi sinyal kuat bahwa dunia sedang mengalami perubahan iklim yang nyata. Kita tidak bisa lagi menunggu; kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas internasional sangat dibutuhkan untuk menekan dampak banjir di masa depan.
Banjir adalah alarm keras untuk mulai hidup selaras dengan alam — bukan menaklukkannya. Tahun ini, mari tidak hanya pulih dari Bencana Alam Banjir, tapi juga belajar darinya.