5 Hewan yang Dilindungi di Indonesia

5 Hewan yang Dilindungi di Indonesia: Menyelamatkan Kekayaan Alam yang Terancam Punah

Aku Masih Ada Di Sini (Mengenal Hewan Langka) - Roots & Shoots 6.1 - YouTube

  • BERITA BURUNG Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia. Dari Sabang sampai Merauke, hamparan hutan tropis, pegunungan, lautan, hingga rawa-rawa menjadi rumah bagi ribuan spesies flora dan fauna unik yang tak ditemukan di belahan dunia lain. Namun, di balik kekayaan alam tersebut, ada ancaman nyata: kepunahan. Beberapa spesies hewan Indonesia kini masuk dalam daftar merah dan harus dilindungi ketat. Artikel ini akan membahas lima hewan langka yang dilindungi di Indonesia, serta alasan mengapa kita semua harus peduli terhadap kelestariannya.

1. Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus)

Bornean Orangutan (Pongo pygmaeus) · iNaturalist

Orangutan Kalimantan adalah salah satu primata cerdas yang hanya bisa ditemukan di hutan-hutan tropis Pulau Kalimantan. Hewan ini dikenal memiliki DNA yang mirip dengan manusia, yaitu sekitar 97%, dan memiliki kemampuan kognitif luar biasa. Sayangnya, keberadaan orangutan terus menurun akibat deforestasi dan perburuan liar.

Habitat mereka seringkali dibabat untuk dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit atau pemukiman. Banyak anak orangutan yang diperdagangkan secara ilegal sebagai hewan peliharaan. Pemerintah Indonesia menetapkan orangutan sebagai hewan yang dilindungi, dan berbagai lembaga konservasi kini bekerja keras untuk menyelamatkan spesies ini dari ambang kepunahan.

2. Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)

Sumatran tiger - Wikipedia

 

Harimau Sumatra adalah subspesies harimau terakhir yang masih hidup di Indonesia. Ukurannya lebih kecil dibandingkan harimau Bengal atau Siberia, namun memiliki corak belang yang lebih rapat dan khas. Harimau ini merupakan simbol kekuatan dan kebanggaan satwa liar Indonesia.

Namun, harimau Sumatra berada dalam kondisi sangat kritis. Diperkirakan hanya sekitar 400 ekor yang tersisa di alam liar. Ancaman terbesar datang dari hilangnya habitat akibat pembalakan hutan dan konflik dengan manusia, serta perburuan untuk diambil kulit dan bagian tubuhnya. Upaya konservasi seperti patroli hutan, penangkaran, dan peningkatan kesadaran masyarakat terus dilakukan untuk menjaga populasi harimau tetap lestari.

3. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)

PELEPASAN BURUNG CURIK BALI (LEUCOPSAR ROTHSCHILDI) - Website Desa Pejarakan

Burung cantik yang memiliki bulu putih bersih dengan garis biru di sekitar mata ini hanya bisa ditemukan di Pulau Bali. Jalak Bali menjadi simbol konservasi satwa karena populasinya yang sempat menurun drastis hingga tersisa hanya beberapa ekor di alam bebas.

Perburuan liar untuk perdagangan burung hias membuat Jalak Bali nyaris punah. Saat ini, berbagai kebun binatang dan pusat penangkaran telah berhasil mengembangbiakkan jalak Bali dan melepaskannya kembali ke habitat aslinya. Namun, tantangan besar masih ada: memastikan habitat mereka aman dan bebas dari ancaman manusia.

4. Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)

Harapan Baru dari Tiga Anak Badak Jawa di Ujung Kulon – Suara Surabaya

Badak Jawa adalah salah satu mamalia paling langka di dunia. Hanya tersisa sekitar 80 ekor dan seluruhnya hidup di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Berbeda dengan kerabatnya, Badak Sumatra, badak ini memiliki satu cula kecil dan lebih pemalu.

Karena populasinya yang sangat terbatas dan rentan terhadap gangguan, Badak Jawa membutuhkan perlindungan ekstra. Bahkan lokasi pastinya sengaja dirahasiakan untuk mencegah perburuan. Ancaman terbesar mereka datang dari penyakit, perubahan iklim, serta potensi letusan gunung berapi atau tsunami yang bisa menghancurkan seluruh populasinya dalam satu waktu.

5. Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea)

Penyu Belimbing, Raksasa Lembut Lautan yang Memukau – cakrawalanews.co

Penyu belimbing adalah spesies penyu terbesar di dunia, dengan panjang bisa mencapai lebih dari dua meter dan berat lebih dari 900 kilogram. Penyu ini dapat ditemukan di lautan Indonesia dan sering bertelur di pantai-pantai seperti di Papua, Sulawesi, dan Sumatra.

Sayangnya, jumlah penyu belimbing terus menurun karena pencurian telur, polusi laut, serta tertangkap jaring nelayan. Sampah plastik di laut juga menjadi ancaman serius karena penyu sering menyangka plastik sebagai ubur-ubur, makanan favoritnya. Berbagai kampanye telah dilakukan untuk menyelamatkan penyu, termasuk patroli pantai, zona konservasi laut, hingga edukasi kepada masyarakat pesisir.