10 Adat Paling Mematikan di Dunia
10 Adat Paling Mematikan di Dunia
Adat Paling Dunia ini penuh dengan keanekaragaman budaya yang luar biasa. Namun, tidak semua tradisi yang diwariskan turun-temurun berlandaskan keselamatan atau kenyamanan. Beberapa di antaranya justru terkenal karena unsur ekstrem, bahaya, dan bahkan risiko kematian. Dari ritual inisiasi brutal hingga tradisi kepercayaan yang mengorbankan nyawa, inilah 10 adat paling mematikan di dunia yang hingga kini masih eksis atau tercatat dalam sejarah budaya manusia.
1. Sati – India
Sati adalah salah satu ritual paling tragis yang pernah ada di India. Dalam praktik ini, seorang janda akan membakar dirinya hidup-hidup di atas tumpukan kayu jenazah suaminya. Meskipun sudah dilarang oleh pemerintah Inggris pada abad ke-19 dan kini ilegal, tradisi ini pernah menjadi simbol kesetiaan ekstrem dalam budaya patriarkis. Beberapa kasus sporadis masih dilaporkan bahkan di era modern.
2. Ritual Sunat Wanita (FGM) – Afrika & Timur Tengah
Female Genital Mutilation (FGM) atau sunat perempuan adalah praktik yang dilakukan di beberapa negara Afrika dan Timur Tengah. Tradisi ini mengharuskan pemotongan sebagian atau seluruh alat kelamin perempuan demi alasan kesucian atau kedewasaan. Risiko kematian akibat infeksi, kehilangan darah, dan trauma psikologis sangat tinggi, dan WHO mengklasifikasikannya sebagai pelanggaran hak asasi manusia.
3. Bungee Tradisional Vanuatu (Land Diving)
Di Kepulauan Pentecost, Vanuatu, terdapat ritual memacu Adat Paling adrenalin yang disebut “Land Diving.” Pria-pria muda melompat dari menara kayu setinggi 20-30 meter hanya dengan lilitan tanaman merambat di kakinya. Tujuannya adalah sebagai simbol kedewasaan. Namun, tidak ada sistem pengaman modern, dan cedera parah atau kematian bukanlah hal asing dalam praktik ini.
4. Pembersihan Racun (Okiek Tribe) – Kenya
Suku Okiek di Kenya memiliki tradisi minum ramuan beracun sebagai bagian dari proses pembersihan jiwa dan tubuh. Racun ini diyakini bisa membuang roh jahat dari tubuh seseorang. Tapi risiko kematian sangat tinggi, karena ramuan itu bisa menyebabkan gagal organ atau keracunan akut jika dosisnya sedikit saja meleset.
5. Mutilasi Ritual Suku Dani – Papua, Indonesia
Suku Dani dari Papua memiliki ritual ekstrem dalam Adat Paling merespons kematian anggota keluarga. Para wanita akan memotong salah satu jari mereka sebagai ungkapan duka. Selain rasa sakit yang luar biasa, praktik ini berisiko infeksi serius, terutama di daerah dengan akses medis yang terbatas. Kini, adat ini mulai ditinggalkan, namun jejaknya masih terlihat pada generasi lama.
6. Festival Banteng (Running of the Bulls) – Spanyol
Pamplona, Spanyol, terkenal dengan “Running of the Bulls” atau encierro. Dalam Adat Paling festival ini, ratusan orang berlari di jalanan sempit sambil dikejar banteng-banteng agresif. Kegembiraan dan adrenalin berpadu dengan risiko luka serius hingga kematian. Sejak festival ini berlangsung secara modern, puluhan orang telah meninggal dan ratusan luka berat.
7. Ritual Kalunga – Brasil
Di pedalaman Brasil, suku Kalunga memiliki upacara Adat Paling penyembuhan yang menggabungkan tarian kerasukan, luka tubuh, dan konsumsi tumbuhan beracun. Upacara ini dipimpin oleh dukun dan sering kali berlangsung semalaman. Beberapa peserta bisa mengalami pingsan, trauma jangka panjang, atau kematian jika tubuh mereka tak kuat menghadapi reaksi racun.
8. Prajurit Semut Peluru – Suku Satere-Mawe, Brasil
Untuk menjadi prajurit sejati, anak laki-laki Suku Satere-Mawe Adat Paling harus memasukkan tangan mereka ke dalam sarung tangan yang dipenuhi semut peluru (bullet ants), serangga dengan sengatan paling menyakitkan di dunia. Ritual ini berlangsung selama 10 menit, dan harus diulang berkali-kali. Efek sampingnya bisa berupa kelumpuhan sementara, kejang otot, hingga kematian akibat reaksi alergi ekstrem.
9. Lompat Batu (Fahombo) – Nias, Indonesia
Fahombo adalah tradisi lompat batu setinggi 2 meter Adat Paling sebagai tanda kedewasaan pria Suku Nias. Meskipun terlihat sederhana, banyak pemuda mengalami cedera tulang, patah kaki, hingga gegar otak karena gagal melompati batu. Adat ini menjadi bukti keberanian, tetapi harga yang dibayar bisa sangat mahal.
10. Ritual Penyucian Api (Agni Keli) – India
Di Karnataka, India, festival Agni Keli melibatkan Adat Paling pelemparan bola api dari kain yang dibakar. Dua kelompok saling melemparkan api sebagai simbol pengorbanan dan penyucian spiritual. Meski tampak religius, festival ini memicu luka bakar serius dan beberapa kasus kematian akibat komplikasi luka terbakar.